Jayapura (ANTARA News) -Kegiatan belajar mengajar di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada Senin pagi lumpuh akibat situasi keamanan yang tidak menguntungkan karena para pendukung calon bupati setempat saling menyerang.
Salah satu guru SD Inpres di Mulia, Jitmau kepada Antara membenarkan bahwa aktivitas belajar mengajar lumpuh karena para murid sejak pukul 09.00 WIT dipulangkan guna menghindari terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.
"Memang sejak pagi semua pelajar sudah dipulangkan karena sejak Sabtu (29/7) situasi keamanan di Mulia tidak kondusif," kata ibu guru Jitmau yang dihubungi melalui telepon selularnya.
Ia mengakui, sebelum memulangkan anak anak yang bersekolah di SD Inpres Mulia, pihak sekolah terlebih dahulu berkoordinasi dengan dinas pendidikan.
Selain sekolah tempatnya mengajar, sekolah lainnya termasuk tingkat SMA juga dipulangkan sehingga tanggung jawab keselamatan anak sudah tidak lagi berada pada guru atau sekolah, kata Jitmau.
Sementara itu pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Puncak Jaya Agus Fakaubun yang dihubungi terpisah mengaku, hari ini (Senin, 31/7) aktivitas belajar mengajar di Mulia ditiadakan akibat faktor keamanan.
Belum diketahui sampai kapan aktivitas belajar mengajar lumpuh karena sampai saat ini situasi keamanan di Mulia tidak kondusif pasca aksi saling penyerang antar para pendukung pasangan calon bupati.
Seluruh sekolah yang ada di Mulia dari tingkat SD hingga SMA sudah memulangkan muridnya sejak pagi, kata Agus Fakaubun.
Pertikaian antar para pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati sudah berlangsung sejak Sabtu (29/7) menyebabkan satu orang meninggal, 12 orang luka luka, dan 16 rumah dibakar.
Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya diikuti tiga pasangan calon yakni Yustus Wonda-Kirenius Telenggen, Hanock Ibo-Rinus Telenggen dan Yuni Wonda-Deinas Geley.
Salah satu guru SD Inpres di Mulia, Jitmau kepada Antara membenarkan bahwa aktivitas belajar mengajar lumpuh karena para murid sejak pukul 09.00 WIT dipulangkan guna menghindari terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.
"Memang sejak pagi semua pelajar sudah dipulangkan karena sejak Sabtu (29/7) situasi keamanan di Mulia tidak kondusif," kata ibu guru Jitmau yang dihubungi melalui telepon selularnya.
Ia mengakui, sebelum memulangkan anak anak yang bersekolah di SD Inpres Mulia, pihak sekolah terlebih dahulu berkoordinasi dengan dinas pendidikan.
Selain sekolah tempatnya mengajar, sekolah lainnya termasuk tingkat SMA juga dipulangkan sehingga tanggung jawab keselamatan anak sudah tidak lagi berada pada guru atau sekolah, kata Jitmau.
Sementara itu pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Puncak Jaya Agus Fakaubun yang dihubungi terpisah mengaku, hari ini (Senin, 31/7) aktivitas belajar mengajar di Mulia ditiadakan akibat faktor keamanan.
Belum diketahui sampai kapan aktivitas belajar mengajar lumpuh karena sampai saat ini situasi keamanan di Mulia tidak kondusif pasca aksi saling penyerang antar para pendukung pasangan calon bupati.
Seluruh sekolah yang ada di Mulia dari tingkat SD hingga SMA sudah memulangkan muridnya sejak pagi, kata Agus Fakaubun.
Pertikaian antar para pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati sudah berlangsung sejak Sabtu (29/7) menyebabkan satu orang meninggal, 12 orang luka luka, dan 16 rumah dibakar.
Pilkada di Kabupaten Puncak Jaya diikuti tiga pasangan calon yakni Yustus Wonda-Kirenius Telenggen, Hanock Ibo-Rinus Telenggen dan Yuni Wonda-Deinas Geley.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.