Semarang (ANTARA News) - Para peserta program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2017 asal Jawa Tengah dan Bengkulu saling memuji kebudayaan dan adat istiadat yang dimiliki daerah yang mereka kunjungi.
"Menarik sekali di Jateng. Banyak candinya, ada Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Gedongsongo," kata Iman Suwito (18) siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bengkulu Tengah, di Semarang, Minggu (30/7) malam.
Hal tersebut diungkapkannya usai pisah sambut peserta SMN 2017 dari Bengkulu dan Jawa Tengah yang berlangsung di Wisma Perdamaian Semarang yang diikuti para peserta SMN dari kedua provinsi itu.
Program SMN merupakan program pertukaran siswa antarprovinsi yang diinisiasi Kementerian BUMN yang dilaksanakan oleh jajaran BUMN di bawahnya, dan tahun ini sudah memasuki kali ketiga pelaksanaan.
Tahun ini, Jateng kedatangan sebanyak 20 siswa yang mewakili Bengkulu ke Jateng itu diinisiasi oleh tiga BUMN, yakni PT Asuransi Jiwasraya, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), dan Perum LKBN ANTARA.
Sebaliknya, lima BUMN, yakni PT Pertamina, PTPN IX, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Tamn Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta PT Bahana mengirim 41 siswa Jateng ke Bengkulu.
Iman yang leluhurnya asli Wonogiri, Jateng, itu mengaku kagum dengan beragam kebudayaan yang ada di provinsi itu, termasuk berkesempatan mengunjungi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Bahasanya yang memang berbeda. Kalau bahasa Bengkulu (pengucapannya, red.) sedikit keras, tetapi bahasa Jawa kesannya lembut. Senang sekali saya bisa banyak belajar budaya Jawa," katanya.
Di samping perbedaan bahasa, Iman pun mengakui adanya perbedaan cuaca karena biasanya merasakan suhu udara di Bengkulu relatif dingin, sementara di Jateng dirasakannya lumayan panas terik.
"Cuaca di Bengkulu lumayan dingin, sementara di sini lumayan panas. Namun, kami tidak merasakannya (panas, red.) karena setiap hari berkeliling tempat-tempat yang indah dan menarik," pungkasnya.
Sementara itu, Amtsalil Tasya Pramesty (16), siswa SMA Negeri 1 Purbalingga gantian memuji kebudayaan Bengkulu, mulai adat istiadat, kesenian daerah, bahasa, hingga hidangan kulinernya.
"Begitu tiba di sana, kami langsung disambut tarian khas Bengkulu. Saya sempat juga belajar sedikit bahasa Bengkulu dari kawan-kawan di SMA Negeri 2 Bengkulu. Makanannya juga enak-enak," katanya.
Hadir dalam kegiatan itu, para perwakilan BUMN yang menjadi inisiator program SMN di Jateng dan Bengkulu, termasuk dari Perum LKBN ANTARA yang diwakili A Zaenal Muttaqin selaku Kepala Biro ANTARA Jateng.
"Menarik sekali di Jateng. Banyak candinya, ada Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Gedongsongo," kata Iman Suwito (18) siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Bengkulu Tengah, di Semarang, Minggu (30/7) malam.
Hal tersebut diungkapkannya usai pisah sambut peserta SMN 2017 dari Bengkulu dan Jawa Tengah yang berlangsung di Wisma Perdamaian Semarang yang diikuti para peserta SMN dari kedua provinsi itu.
Program SMN merupakan program pertukaran siswa antarprovinsi yang diinisiasi Kementerian BUMN yang dilaksanakan oleh jajaran BUMN di bawahnya, dan tahun ini sudah memasuki kali ketiga pelaksanaan.
Tahun ini, Jateng kedatangan sebanyak 20 siswa yang mewakili Bengkulu ke Jateng itu diinisiasi oleh tiga BUMN, yakni PT Asuransi Jiwasraya, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), dan Perum LKBN ANTARA.
Sebaliknya, lima BUMN, yakni PT Pertamina, PTPN IX, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Tamn Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, serta PT Bahana mengirim 41 siswa Jateng ke Bengkulu.
Iman yang leluhurnya asli Wonogiri, Jateng, itu mengaku kagum dengan beragam kebudayaan yang ada di provinsi itu, termasuk berkesempatan mengunjungi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Bahasanya yang memang berbeda. Kalau bahasa Bengkulu (pengucapannya, red.) sedikit keras, tetapi bahasa Jawa kesannya lembut. Senang sekali saya bisa banyak belajar budaya Jawa," katanya.
Di samping perbedaan bahasa, Iman pun mengakui adanya perbedaan cuaca karena biasanya merasakan suhu udara di Bengkulu relatif dingin, sementara di Jateng dirasakannya lumayan panas terik.
"Cuaca di Bengkulu lumayan dingin, sementara di sini lumayan panas. Namun, kami tidak merasakannya (panas, red.) karena setiap hari berkeliling tempat-tempat yang indah dan menarik," pungkasnya.
Sementara itu, Amtsalil Tasya Pramesty (16), siswa SMA Negeri 1 Purbalingga gantian memuji kebudayaan Bengkulu, mulai adat istiadat, kesenian daerah, bahasa, hingga hidangan kulinernya.
"Begitu tiba di sana, kami langsung disambut tarian khas Bengkulu. Saya sempat juga belajar sedikit bahasa Bengkulu dari kawan-kawan di SMA Negeri 2 Bengkulu. Makanannya juga enak-enak," katanya.
Hadir dalam kegiatan itu, para perwakilan BUMN yang menjadi inisiator program SMN di Jateng dan Bengkulu, termasuk dari Perum LKBN ANTARA yang diwakili A Zaenal Muttaqin selaku Kepala Biro ANTARA Jateng.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.