Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menghadiri Lebaran Betawi di Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu.
Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi pada pukul 09.45 WIB tiba di lokasi dan langsung disambut atraksi Palang Pintu.
Gubernur DKI Jakarta dalam sambutannya mengucapkan syukur karena perayaan Lebaran Betawi kesepuluh ini dihadiri oleh presiden.
"Meskipun kita ketahui bersama bapak Jokowi ketika di Balai Kota juga pernah menghadiri Lebaran Betawi selama dua kali dan ini yang ketiga," kata Djarot.
Gubernur juga melaporkan bahwa komitmen Jokowi saat memimpin Ibukota Negara ini untuk pemgembangan budaya Betawi telah terwujud.
"Alhamdulillah semuanya telah bisa diwujudkan," katanya.
Djarot mengungkapkan komitmen Jokowi untuk membangun masjid di lingkungan balaikota sudah diwujudkan dan diresmikan dengan nama Masjid Fatahillah.
"Ditambah komitmen beliau untuk membangun masjid raya pertama di Jakarta juga sudah selesai dan sudah diresmikan dengan nama Masjid Raya Hasyim Ashari," katanya.
Selanjutnya komitmen kedua, kata Djarot, untuk melestarikan ornamen-ornamen Betawi juga sudah dilaksanakan, termasuk pemakaian baju adat betawi dan juga arsitektur gigibalang (gigi belalang).
"Semua bangunan di Jakarta selalu ada gigibalang. Itulah komitmen dari bapak Jokowi," katanya.
Komitmen ketiga, yakni untuk mengembangkan budaya Betawi yang terpusat di Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan ini juga telah dilaksanakan.
"Sudah kita putuskan bersama Bamus Betawi bahwa Lebaran Betawi setiap tahun dipusatkan di Setu Babakan ini. Tidak pindah-pindah lagi," tegas Djarot.
Gubernur mengatakan komitmen Jokowi begitu tinggi karena mengetahui nenek moyang hingga saat ini masyarakat Betawi yang egaliter, penuh dengan toleransi dan menghargai satu sama lain.
"Betul-betul yang bisa harmonisasi dengan lingkungan maka tidak heran kalau seluruh kampung-kampung di Betawi ini banyak dinamakan buah atau tanaman," ungkapnya.
Djarot juga mengatakan bahwa Presiden pertama RI Soekarno tidak salah menetapkan Jakarta sebagai ibukota negara karena sebagai miniatur Indonesia.
Djarot juga mengatakan jika ada wacana ada pindah ibukota negara ke provinsi lain, dirinya belum yakin karena Jakarta sebagai aura dan cikal bakal miniatur Indonesia.
"Akan lebih baik kalau tidak diwacanakan lagi," kata Djarot.
Usai menyampaikan pidato, Djarot mendampingi Presiden berkeliling setiap bangunan yang ada di Setu Babakan.
Dalam acara ini hadir pula Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Ketua Majelis Ulama Maruf Amin dan juga wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno.
Perayaan Lebaran Betawi ini disi berbagai atraksi dan kesanian beserta saung-saung makanan khas Betawi ini dipenuhi masyarakat.
Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi pada pukul 09.45 WIB tiba di lokasi dan langsung disambut atraksi Palang Pintu.
Gubernur DKI Jakarta dalam sambutannya mengucapkan syukur karena perayaan Lebaran Betawi kesepuluh ini dihadiri oleh presiden.
"Meskipun kita ketahui bersama bapak Jokowi ketika di Balai Kota juga pernah menghadiri Lebaran Betawi selama dua kali dan ini yang ketiga," kata Djarot.
Gubernur juga melaporkan bahwa komitmen Jokowi saat memimpin Ibukota Negara ini untuk pemgembangan budaya Betawi telah terwujud.
"Alhamdulillah semuanya telah bisa diwujudkan," katanya.
Djarot mengungkapkan komitmen Jokowi untuk membangun masjid di lingkungan balaikota sudah diwujudkan dan diresmikan dengan nama Masjid Fatahillah.
"Ditambah komitmen beliau untuk membangun masjid raya pertama di Jakarta juga sudah selesai dan sudah diresmikan dengan nama Masjid Raya Hasyim Ashari," katanya.
Selanjutnya komitmen kedua, kata Djarot, untuk melestarikan ornamen-ornamen Betawi juga sudah dilaksanakan, termasuk pemakaian baju adat betawi dan juga arsitektur gigibalang (gigi belalang).
"Semua bangunan di Jakarta selalu ada gigibalang. Itulah komitmen dari bapak Jokowi," katanya.
Komitmen ketiga, yakni untuk mengembangkan budaya Betawi yang terpusat di Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan ini juga telah dilaksanakan.
"Sudah kita putuskan bersama Bamus Betawi bahwa Lebaran Betawi setiap tahun dipusatkan di Setu Babakan ini. Tidak pindah-pindah lagi," tegas Djarot.
Gubernur mengatakan komitmen Jokowi begitu tinggi karena mengetahui nenek moyang hingga saat ini masyarakat Betawi yang egaliter, penuh dengan toleransi dan menghargai satu sama lain.
"Betul-betul yang bisa harmonisasi dengan lingkungan maka tidak heran kalau seluruh kampung-kampung di Betawi ini banyak dinamakan buah atau tanaman," ungkapnya.
Djarot juga mengatakan bahwa Presiden pertama RI Soekarno tidak salah menetapkan Jakarta sebagai ibukota negara karena sebagai miniatur Indonesia.
Djarot juga mengatakan jika ada wacana ada pindah ibukota negara ke provinsi lain, dirinya belum yakin karena Jakarta sebagai aura dan cikal bakal miniatur Indonesia.
"Akan lebih baik kalau tidak diwacanakan lagi," kata Djarot.
Usai menyampaikan pidato, Djarot mendampingi Presiden berkeliling setiap bangunan yang ada di Setu Babakan.
Dalam acara ini hadir pula Menteri Pariwisata Arief Yahya, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Ketua Majelis Ulama Maruf Amin dan juga wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno.
Perayaan Lebaran Betawi ini disi berbagai atraksi dan kesanian beserta saung-saung makanan khas Betawi ini dipenuhi masyarakat.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.