Thursday, March 30, 2017

Bamusi gelar "Ngaji Kebangsaan" di Cawang

Bamusi gelar
Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Faozan Amar (berdiri) berceramah "Ngaji Kebangsaan" di RW 04 Kelurahan Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (30/3/2017). (istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), yang merupakan sayap PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Ketua Umum Hamka Haq dan Sekretaris Umum Nasyrul Falah Amru, kembali menggelar "Ngaji Kebangsaan" di RW 04 Kelurahan Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (30/3).

Dalam ceramahnya, Ketua PP Bamusi Faozan Amar mengatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia beragam bangsa dan berlainan suku untuk mengenal satu sama lain. Dan di mata Tuhan, kemulian seseorang bukan ditentukan oleh bangsa atau suku, melainkan oleh ketakwaan.

"Ini tertera dalam Al-Quran surat al-Hujurat ayat 13. Dan memang dewasa ini ada kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu seolah-olah dikaitkan dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang mulia itu adalah orang yang paling bertakwa kepada Allah," kata Faozan.

Dalam siaran persnya, Faozan mengatakan, saat ini ada kecenderungan manusia saling mengolok-olok satu sama lain. Tentu saja hal ini sangat bertentangan, selain dengan ayat di ayat di atas, juga berlawanan dengan akhlak Islam. Sebab dalam Islam, haram sesama manusia saling mengolok-olok dan menghina satu sama lain.

Faozan juga mengutip hadits dari Abu Malik Al-Asy’ari, Rasulullah SAW mengatakan bahwa sesungguhnya Allah tidak memandang kepada pangkat sesorang maupun kepada garis keturunan, atau karena harta kekayaan dan muka yang tampan. Allah hanyalah memandang dan mencintai orang yang paling bertakwa.

"Jadi jika kita hendak berbangga maka yang kita banggakan adalah ketakwaan kita, artinya barang siapa yang ingin memperoleh derajat-derajat tinggi hendaklah ia bertakwa. Sesungguhnya Allah maha tahu tentang kamu dan amal perbuatanmu, juga maha waspada tentang hatimu, maka jadikanlah takwa sebagai bekalmu untuk akhirat mu," katanya.

Faozan juga mengingatkan bahwa akhir-akhir ini ada fenomena di Jakarta. Sesama warga Jakarta saling mengolok-olok atau saling menjelek-jelekkan karena perbedaan pilihan politik dalam Pilkada.

"Tindakan saling menghina, saling hujat, dan saling merendahkan bukan akhlak yang diajarkan oleh Islam. Hal ini dilarang keras oleh Allah SWT dalam surat Al-Hujurat ayat 11," demikian Faozan.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Bamusi gelar "Ngaji Kebangsaan" di Cawang

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.