Menteri Kuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada wartawan terkait realisasi APBN triwulan pertama 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4/2018). Sri Mulyani menyatakan realisasi defisit anggaran APBN pada triwulan pertama telah mencapai 0,58 persen terhadap PDB atau sekitar Rp85,8 triliun yang mana angka tersebut paling rendah dalam periode sama selama tiga tahun terakhir. (ANTARA /Sigid Kurniawan)
Penerimaan perpajakan menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Ini menunjukkan denyut ekonomi kita mulai menunjukkan adanya kenaikan."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2018 sebesar 5,2 persen atau lebih tinggi dari realisasi periode sama tahun sebelumnya sebesar 5,01 persen.
"Kuartal satu 5,2 persen," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers realisasi APBN triwulan I-2018 di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan perbaikan kinerja ekonomi pada triwulan I-2018 terlihat membaik dari realisasi penerimaan perpajakan pada periode ini yang tumbuh 16,21 persen tanpa memperhitungkan amnesti pajak.
Realisasi penerimaan perpajakan hingga 31 Maret 2018 telah mencapai Rp262,4 triliun atau 16,2 persen dari target APBN sebesar Rp1.618,1 triliun.
Pada periode sama 2017, realisasi penerimaan perpajakan hanya tercatat sebesar Rp237,9 triliun.
"Penerimaan perpajakan menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Ini menunjukkan denyut ekonomi kita mulai menunjukkan adanya kenaikan," ujar Sri Mulyani.
Ia optimistis pertumbuhan pada triwulan berikutnya akan lebih baik pada triwulan I-2018, karena dukungan momen Lebaran pada triwulan II, penyelenggaraan Asian Games pada triwulan III dan Pertemuan Tahunan IMF-WB pada triwulan IV.
"Kita punya momentum untuk menjaga optimisme itu, karena dari sisi `pure` domestik momentumnya semua positif," ujar Sri Mulyani.
Untuk keseluruhan tahun, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2018 berada pada kisaran 5,22 persen sampai 5,41 persen.
Dalam kesempatan terpisah, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan triwulan I-2018 sebesar 5,11 persen seiring membaiknya kondisi ekonomi sejak awal tahun.
Proyeksi pertumbuhan pada triwulan I-2018 ini masih berada dalam angka perkiraan Bank Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen.
Sementara itu, pemerintah dalam APBN 2018 menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen.
"Kuartal satu 5,2 persen," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers realisasi APBN triwulan I-2018 di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan perbaikan kinerja ekonomi pada triwulan I-2018 terlihat membaik dari realisasi penerimaan perpajakan pada periode ini yang tumbuh 16,21 persen tanpa memperhitungkan amnesti pajak.
Realisasi penerimaan perpajakan hingga 31 Maret 2018 telah mencapai Rp262,4 triliun atau 16,2 persen dari target APBN sebesar Rp1.618,1 triliun.
Pada periode sama 2017, realisasi penerimaan perpajakan hanya tercatat sebesar Rp237,9 triliun.
"Penerimaan perpajakan menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Ini menunjukkan denyut ekonomi kita mulai menunjukkan adanya kenaikan," ujar Sri Mulyani.
Ia optimistis pertumbuhan pada triwulan berikutnya akan lebih baik pada triwulan I-2018, karena dukungan momen Lebaran pada triwulan II, penyelenggaraan Asian Games pada triwulan III dan Pertemuan Tahunan IMF-WB pada triwulan IV.
"Kita punya momentum untuk menjaga optimisme itu, karena dari sisi `pure` domestik momentumnya semua positif," ujar Sri Mulyani.
Untuk keseluruhan tahun, Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2018 berada pada kisaran 5,22 persen sampai 5,41 persen.
Dalam kesempatan terpisah, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan triwulan I-2018 sebesar 5,11 persen seiring membaiknya kondisi ekonomi sejak awal tahun.
Proyeksi pertumbuhan pada triwulan I-2018 ini masih berada dalam angka perkiraan Bank Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi keseluruhan tahun sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen.
Sementara itu, pemerintah dalam APBN 2018 menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.