Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR, Zulkifli Hasan, mengajak masyarakat Indonesia, khususnya para pejabat negara untuk meneladani sosok KH Agus Salim, diplomat yang juga ulama, menguasai sembilan bahasa asing, sekaligus peletak dasar-dasar diplomasi pada awal Indonesia merdeka.
“Rumahnya ngontrak dan tidak punya mobil, tapi dibilang miskin oleh temannya dia marah, dia bilang belum punya uang. Dia memiliki prinsip yang sangat terkenal, jadi pemimpin adalah jalan untuk menderita”, kata Hasan, dalam keterangan pers.
“Rumahnya ngontrak dan tidak punya mobil, tapi dibilang miskin oleh temannya dia marah, dia bilang belum punya uang. Dia memiliki prinsip yang sangat terkenal, jadi pemimpin adalah jalan untuk menderita”, kata Hasan, dalam keterangan pers.
Pernyataan itu disampaikan Hasan pada peluncuran buku Membangun Negeri Dengan Hati, karya Wakil Rektor UIN Banten, Dr Wawan Wahyudin, di Gedung Nusantara III, Rabu.
Agus Salim dijadikan sebagai sosok pembanding untuk melihat kondisi masyarakat yang saat ini makin hedonistik dan materialistik, seperti yang disampaikan dalam buku Membangun Negeri Dengan Hati. Kalau tidak diantisipasi, kata ketua MPR, sifat hedonistik dan materialistik itu akan merusak bangsa Indonesia.
“Setelah reformasi, semua menjadi transaksional. Menjadi kepala daerah, kepala dinas hingga kepala Sekolah harus dengan uang. Ini tidak baik, kita harus kembali kepada nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang kita," kata Hasan.
Dengan menerapkan nilai-nilai luhur, bangsa Indonesia akan kembali menuju kepada sistem demokrasi yang saling menghargai dan menghormati.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.