Jakarta (ANTARA News) - Ratusan kader Taruna Merah Putih (TMP) dan Relawan Merah Putih (RMP) kembali mengawal sidang kasus Basuki Basuki Thahaja Purnama (Ahok) yang ke-12 di gedung Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa.
Ratusan kader RMP dan TMP ini begitu bersemangat dalam meneriakan yel-yel. Mereka kompak dan datang dengan tertib ke lokasi dengan saksi kali ini yang menghadirkan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Plt Ketua TMP DKI Jakarta, Dadang Danubrata dalam keterangan persnya mengatakan, TMP dan RMP konsisten mengawal sidang Ahok dari awal hingga kini. Hal ini untuk memastikan sidang berjalan dengan adil, tanpa intervensi dari pihak manapun.
"Hukum harus jadi panglima di negara ini. Tak boleh hukum ditekan-tekan," kata Dadang di depan gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa.
Dadang meyakini, Ahok sama sekali tidak berniat menistakan agama sebagaimana yang berkali-kali ia sampaikan. Bahkan Ahok sendiri dengan rendah hat sudah minta maaf. "Jadi kasus ini tak perlu dipolitisir sedemikian rupa," katanya.
Dadang menegaskan bahwa Indonesia itu berdasarkan Pancasila. Karena itu pluralisme dan Bhinneka Tunggal Ika harus benar-benar dijaga dirawat. Di Indonesia tak boleh ada diskriminasi atas nama apapun.
"Bagi kami TMP di bawah kepemimpinan Bang Maruarar Sirait, NKRI adalah harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi," tegasnya.
Dadang menambahkan bahwa TMP dan RMP merupakan relawan dan pendukung Basuki-Djarot yang terus mengawal kasus dari awal hingga akhir.
Ratusan kader RMP dan TMP ini begitu bersemangat dalam meneriakan yel-yel. Mereka kompak dan datang dengan tertib ke lokasi dengan saksi kali ini yang menghadirkan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Plt Ketua TMP DKI Jakarta, Dadang Danubrata dalam keterangan persnya mengatakan, TMP dan RMP konsisten mengawal sidang Ahok dari awal hingga kini. Hal ini untuk memastikan sidang berjalan dengan adil, tanpa intervensi dari pihak manapun.
"Hukum harus jadi panglima di negara ini. Tak boleh hukum ditekan-tekan," kata Dadang di depan gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa.
Dadang meyakini, Ahok sama sekali tidak berniat menistakan agama sebagaimana yang berkali-kali ia sampaikan. Bahkan Ahok sendiri dengan rendah hat sudah minta maaf. "Jadi kasus ini tak perlu dipolitisir sedemikian rupa," katanya.
Dadang menegaskan bahwa Indonesia itu berdasarkan Pancasila. Karena itu pluralisme dan Bhinneka Tunggal Ika harus benar-benar dijaga dirawat. Di Indonesia tak boleh ada diskriminasi atas nama apapun.
"Bagi kami TMP di bawah kepemimpinan Bang Maruarar Sirait, NKRI adalah harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi," tegasnya.
Dadang menambahkan bahwa TMP dan RMP merupakan relawan dan pendukung Basuki-Djarot yang terus mengawal kasus dari awal hingga akhir.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.