Saya tidak ingin membahas dinding."
Lima (ANTARA News) - Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski menjadi pemimpin Amerika Latin pertama yang mengunjungi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih, dan mengaku menyampaikan lebih memilih menyukai jembatan daripada dinding pembatas dan pergerakan bebas orang di perbatasan.
Namun, Kuczynski dalam jumpa pers menolak berkomentar secara khusus terkait usulan Trump untuk membangun dinding di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko guna memperketat imigrasi ilegal dan perdagangan obat terlarang.
"Saya tidak ingin membahas dinding," kata Kuczynski dalam komentar yang disiarkan oleh saluran televisi Peru Canal N.
"Kami tertarik pada pergerakan bebas orang. aI menekankan pada Presiden Trump, dan kami lebih suka jembatan daripada dinding pembatas," demikian ulasan Canal N.
Sebelumnya, Kuczynski sempat menyamakan usulan dinding pembatas Trump dengan Tembok Berlin yang sudah diruntuhkan kembali.
Ia pun pernah bergurau bahwa bakal memutuskan hubungan dengan AS, jika Trump yang terpilih sebagai presiden.
Kuczynski kemudian mengucapkan selamat pada Trump atas kemenangan kejutannya dalam pemilihan umum dan menyebut pertemuan mereka pada Jumat (24/2) penuh keramahan dan positif.
Canal N melaporkan bahwa pertemuan itu berlangsung sekitar 10 menit, jauh lebih pendek daripada jadwal semula selama 45 menit, demikian laporan kantor berita Xinhua.
Kuczynski mengatakan bahwa hanya membahas secara singkat buronan mantan Presiden Peru Alejandro Toledo, dan Trump mengatakan nasib Toledo sekarang di tangan pengadilan.
Kuczynski mengatakan sekitar dua pekan lalu bahwa telah meminta Trump secara pribadi mendeportasi Toledo.
Ketika ditanya pers, apakah ia menganggap Venezuela sebuah demokrasi, Kuczynski pun mengatakan: "Kami mendukung demokrasi di seluruh Amerika Latin."
Namun, Kuczynski dalam jumpa pers menolak berkomentar secara khusus terkait usulan Trump untuk membangun dinding di sepanjang perbatasan AS dengan Meksiko guna memperketat imigrasi ilegal dan perdagangan obat terlarang.
"Saya tidak ingin membahas dinding," kata Kuczynski dalam komentar yang disiarkan oleh saluran televisi Peru Canal N.
"Kami tertarik pada pergerakan bebas orang. aI menekankan pada Presiden Trump, dan kami lebih suka jembatan daripada dinding pembatas," demikian ulasan Canal N.
Sebelumnya, Kuczynski sempat menyamakan usulan dinding pembatas Trump dengan Tembok Berlin yang sudah diruntuhkan kembali.
Ia pun pernah bergurau bahwa bakal memutuskan hubungan dengan AS, jika Trump yang terpilih sebagai presiden.
Kuczynski kemudian mengucapkan selamat pada Trump atas kemenangan kejutannya dalam pemilihan umum dan menyebut pertemuan mereka pada Jumat (24/2) penuh keramahan dan positif.
Canal N melaporkan bahwa pertemuan itu berlangsung sekitar 10 menit, jauh lebih pendek daripada jadwal semula selama 45 menit, demikian laporan kantor berita Xinhua.
Kuczynski mengatakan bahwa hanya membahas secara singkat buronan mantan Presiden Peru Alejandro Toledo, dan Trump mengatakan nasib Toledo sekarang di tangan pengadilan.
Kuczynski mengatakan sekitar dua pekan lalu bahwa telah meminta Trump secara pribadi mendeportasi Toledo.
Ketika ditanya pers, apakah ia menganggap Venezuela sebuah demokrasi, Kuczynski pun mengatakan: "Kami mendukung demokrasi di seluruh Amerika Latin."
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.