Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pemerintah akan menanyakan perkembangan pencairan santunan crane kepada Raja Salman dalam kunjungannya ke Indonesia.
Ia mengatakan akan terus mengawal pencairan santunan bagi korban musibah crane dari Kerajaan Arab Saudi karena hingga saat ini santunan belum juga diterima korban ataupun ahli waris.
"Pemerintah berupaya memonitor, memantau progres pengurusan pencairan santunan," kata Lukman di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan proses pemantauan itu dilakukan dengan melakukan kontak dengan Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Arab Saudi.
Lukman mengatakan Konjen RI di Jeddah menginformasikan hingga saat ini proses penyaluran santunan belum menunjukkan tanda-tanda dicairkan. Alasannya, otoritas Saudi masih menunggu data korban dan ahli waris dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Indonesia, kata dia, sudah menyerahkan data lengkap korban dan ahli waris terkait musibah jatuhnya crane pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2015. Kendati demikian, otoritas Saudi berketetapan untuk menyalurkan santunan musibah crane secara serentak bagi korban dan ahli waris dari seluruh negara.
"Kami dan Kementerian Luar Negeri beberapa bulan yang lalu menyampaikan agar santunan diberikan tanpa menunggu negara lain yang belum lengkap menyerahkan data. Indonesia beberapa bulan yang lalu sudah lengkap menyampaikan data korban dan ahli warisnya. Agar yang lengkap didahulukan, tapi Saudi punya pandangan lain," kata dia.
Pemerintah Arab Saudi sempat menjanjikan santunan kepada korban dan ahli waris.
Musibah jatuhnya crane terjadi pada 11 September 2015. Terdapat 61 anggota jamaah haji Indonesia yang menjadi korban dengan sebagian besar mereka mengalami luka berat sedangkan 12 di antaranya meninggal dunia.
Korban tewas dan cacat permanen akan mendapatkan uang senilai 1 juta riyal dan keluarga atau ahli warisnya diundang berhaji pada penyelenggaraan tahun berikutnya. Sedangkan bagi korban luka, dijanjikan mendapatkan uang 500 ribu riyal dan diberi kesempatan untuk mengulang atau menyempurnakan ibadah hajinya di tahun selanjutnya.
(Baca juga: Keluarga Ferry tagih janji santunan pemerintah Arab Saudi)
Ia mengatakan akan terus mengawal pencairan santunan bagi korban musibah crane dari Kerajaan Arab Saudi karena hingga saat ini santunan belum juga diterima korban ataupun ahli waris.
"Pemerintah berupaya memonitor, memantau progres pengurusan pencairan santunan," kata Lukman di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan proses pemantauan itu dilakukan dengan melakukan kontak dengan Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Arab Saudi.
Lukman mengatakan Konjen RI di Jeddah menginformasikan hingga saat ini proses penyaluran santunan belum menunjukkan tanda-tanda dicairkan. Alasannya, otoritas Saudi masih menunggu data korban dan ahli waris dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Indonesia, kata dia, sudah menyerahkan data lengkap korban dan ahli waris terkait musibah jatuhnya crane pada pelaksanaan ibadah haji tahun 2015. Kendati demikian, otoritas Saudi berketetapan untuk menyalurkan santunan musibah crane secara serentak bagi korban dan ahli waris dari seluruh negara.
"Kami dan Kementerian Luar Negeri beberapa bulan yang lalu menyampaikan agar santunan diberikan tanpa menunggu negara lain yang belum lengkap menyerahkan data. Indonesia beberapa bulan yang lalu sudah lengkap menyampaikan data korban dan ahli warisnya. Agar yang lengkap didahulukan, tapi Saudi punya pandangan lain," kata dia.
Pemerintah Arab Saudi sempat menjanjikan santunan kepada korban dan ahli waris.
Musibah jatuhnya crane terjadi pada 11 September 2015. Terdapat 61 anggota jamaah haji Indonesia yang menjadi korban dengan sebagian besar mereka mengalami luka berat sedangkan 12 di antaranya meninggal dunia.
Korban tewas dan cacat permanen akan mendapatkan uang senilai 1 juta riyal dan keluarga atau ahli warisnya diundang berhaji pada penyelenggaraan tahun berikutnya. Sedangkan bagi korban luka, dijanjikan mendapatkan uang 500 ribu riyal dan diberi kesempatan untuk mengulang atau menyempurnakan ibadah hajinya di tahun selanjutnya.
(Baca juga: Keluarga Ferry tagih janji santunan pemerintah Arab Saudi)
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.