Ternate (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut) akan menyediakan rumah tinggal bagi empat kepala keluarga yang kediamannya rusak dihantam banjir dua pekan lalu.
"Rumah yang disediakan bagi korban banjir longsor berada di kawasan Tubo," kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Pemukiman dan Pertanahan (Diperkim) Pemkot Ternate, Rizal Marsaoly di Ternate, Kamis.
"Rumah yang disediakan bagi korban banjir longsor berada di kawasan Tubo," kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Pemukiman dan Pertanahan (Diperkim) Pemkot Ternate, Rizal Marsaoly di Ternate, Kamis.
Dia mengatakan, Pemkot Ternate memiliki tanggung jawab untuk menyediakan lahan dan rumah bagi warga Ternate yang terkena dampak banjir yang berakibat rumah mereka rusak berat.
Sehubungan dengan itu, Diperkim Terante akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka penyediaan lahan dan rumah tinggal bagi para korban banjir tersebut.
Menurut Rizal, banjir disertai longsor di kawasan Tobona yang menewaskan dua orang anak harus menjadi perhatian serius bagi Pemkot Ternate, dimana Pemkot harus mencari solusi agar longsor yang menewaskan dua orang itu tidak terulang lagi.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate Muhajirin Bailussy mengatakan, setelah memantau secara langsung dampak dari bencana longsor tersebut, pihaknya melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan beberapa instansi teknis yakni BPBD Kota Ternate, Dinas Sosial, Lurah Tobona dan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) untuk menanggulangi pasca musibah longsor.
DPRD juga meminta kepada Pemerintah agar melakukan penanganan dini dalam rangka mengantisipasi terjadinya musibah banjir pada saat terjadi hujan lebat dan diminta agar koordinasi dengan Dinas terkait misalnya Dinas Kebersihan, PU terkait sampah-sampah yang ada di bantaran kali, agar itu tidak tersumbat sehingga tidak terjadi banjir.
"Kita akan tegaskan kepada pemkot agar pemerintah betul-betul serius untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi terjadinya longsor susulan, dan saya kira itu sudah harus direlokasi, itu DPRD juga mendorong, dan itu memang sudah tidak bisa dibuat pemukiman perumahan, itu tempat-tempat yang harusnya dilarang," katanya.
(T.KR-AF/J007)
Sehubungan dengan itu, Diperkim Terante akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka penyediaan lahan dan rumah tinggal bagi para korban banjir tersebut.
Menurut Rizal, banjir disertai longsor di kawasan Tobona yang menewaskan dua orang anak harus menjadi perhatian serius bagi Pemkot Ternate, dimana Pemkot harus mencari solusi agar longsor yang menewaskan dua orang itu tidak terulang lagi.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate Muhajirin Bailussy mengatakan, setelah memantau secara langsung dampak dari bencana longsor tersebut, pihaknya melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan beberapa instansi teknis yakni BPBD Kota Ternate, Dinas Sosial, Lurah Tobona dan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) untuk menanggulangi pasca musibah longsor.
DPRD juga meminta kepada Pemerintah agar melakukan penanganan dini dalam rangka mengantisipasi terjadinya musibah banjir pada saat terjadi hujan lebat dan diminta agar koordinasi dengan Dinas terkait misalnya Dinas Kebersihan, PU terkait sampah-sampah yang ada di bantaran kali, agar itu tidak tersumbat sehingga tidak terjadi banjir.
"Kita akan tegaskan kepada pemkot agar pemerintah betul-betul serius untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi terjadinya longsor susulan, dan saya kira itu sudah harus direlokasi, itu DPRD juga mendorong, dan itu memang sudah tidak bisa dibuat pemukiman perumahan, itu tempat-tempat yang harusnya dilarang," katanya.
(T.KR-AF/J007)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.