Bengkulu (ANTARA News) - Para pengunjung habitat bunga langka Rafflesia arnoldii di hutan Bukit Barisan Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu mengaku kecewa setelah menyaksikan satu bunga mekar dilapisi cat pilox untuk mempertahankan warna merah.
"Kesan alami hilang karena bunga sudah berubah warna merah tua, setelah pengelola memberi cat jenis pilox warna merah," kata Tantra Yuda, seorang pengunjung bunga langka itu, Kamis.
Ia mengatakan pengelola kawasan itu memberi cat pilox merah pada bunga yang aslinya mulai menghitam karena sudah mekar pada hari keempat atau kelima.
Seharusnya kata Tantra, bunga tersebut dibiarkan alami sesuai siklusnya.
"Sebaiknya dibiarkan saja alami, jangan dilapis cat. Pengunjung merasa tertipu kalau begini," kata dia.
Sementara Koordinator Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, Sofian Ramadhan mengatakan sudah mengingatkan pihak pengelola untuk tidak mengecat bunga yang merupakan flora dilindungi itu.
"Kami sudah mengingatkan pengelola untuk tidak mengecat bunga itu karena bisa memperburuk citra wisata Bengkulu," kata Sofian.
Sofian mengatakan habitat bunga langka Rafflesia arnoldii di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, Kaur dan Bengkulu Utara oelama ini mampu menarik turis asing dan nusantara untuk berkunjung ke habitat bunga tersebut.
Ia memperkirakan pengelola lokai bunga mekar yang merupakan warga Desa Taba Teret, Bengkulu Tengah mengecat bunga tersebut sehingga tahan lama, sebab jumlah pengunjung juga meningkat saat libur Lebaran.
Namun, menurut dia tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan pihaknya berencana melaporkan perbuatan tak terpuji itu kepada pihak berwenang di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Kesan alami hilang karena bunga sudah berubah warna merah tua, setelah pengelola memberi cat jenis pilox warna merah," kata Tantra Yuda, seorang pengunjung bunga langka itu, Kamis.
Ia mengatakan pengelola kawasan itu memberi cat pilox merah pada bunga yang aslinya mulai menghitam karena sudah mekar pada hari keempat atau kelima.
Seharusnya kata Tantra, bunga tersebut dibiarkan alami sesuai siklusnya.
"Sebaiknya dibiarkan saja alami, jangan dilapis cat. Pengunjung merasa tertipu kalau begini," kata dia.
Sementara Koordinator Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, Sofian Ramadhan mengatakan sudah mengingatkan pihak pengelola untuk tidak mengecat bunga yang merupakan flora dilindungi itu.
"Kami sudah mengingatkan pengelola untuk tidak mengecat bunga itu karena bisa memperburuk citra wisata Bengkulu," kata Sofian.
Sofian mengatakan habitat bunga langka Rafflesia arnoldii di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, Kaur dan Bengkulu Utara oelama ini mampu menarik turis asing dan nusantara untuk berkunjung ke habitat bunga tersebut.
Ia memperkirakan pengelola lokai bunga mekar yang merupakan warga Desa Taba Teret, Bengkulu Tengah mengecat bunga tersebut sehingga tahan lama, sebab jumlah pengunjung juga meningkat saat libur Lebaran.
Namun, menurut dia tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan pihaknya berencana melaporkan perbuatan tak terpuji itu kepada pihak berwenang di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.