Jakarta (ANTARA News) - Para pengguna jalan, terutama pemudik, yang melintasi Jalur Selatan Pulau Jawa diimbau mewaspadai kawasan Tanjakan Gentong di Malangbong, Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, kata Kepala Koordinator Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korlantas Polri) Inspektur Jenderal Pol Royke Lumowa.
"Titik kepadatan Tanjakan Gentong, Malangbong, Limbangan, disebabkan kontur jalan yang kecil untuk dua arah dan jumlah kendaraan yang tinggi, serta adanya pasar tumpah maupun aktivitas pasar dan banyaknya masyarakat yang menyeberang karena tidak adanya jembatan penyeberangan," catatnya melalui pesan singkat, Kamis malam.
Menurut dia, berdasarkan pantauan di Jalur Selatan pada Kamis malam terjadi kepadatan di wilayah Gentong.
Tanjakan Gentong, dikemukakannya, terkenal sebagai daerah rawan kecelakaan karena kemiringan tanjakan yang cukup curam, panjang dan berkelok-kelok.
Selain itu, ia menyatakan bahwa penyebab lain terjadinya kepadatan di wilayah tersebut adalah arus kendaraan dalam kota yang tinggi.
"Penyebab lain kepadatan adalah adanya arus lokal, baik yang akan bersilaturahim maupun yang akan ke tempat rekreasi di wilayah Tasik dan Garut," catatnya.
Untuk mengurai kepadatan di wilayah tersebut, Royke menjelaskan, polisi memberlakukan sistem buka tutup satu arah di Cikaledong.
"Salah satu rekayasa lalu lintas yang diambil agar kepadatan terurai adalah diberlakukan sistem buka tutup situasional satu arah di Cikaledong," kata mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Barat itu.
Royke juga mengimbau kepada para pengendara motor agar lebih berhati-hati dalam perjalanan arus balik.
Bila kondisi badan lelah, maka diimbaunya para pengendara untuk tidak memaksakan diri dalam melanjutkan perjalanan, dan lebih baik beristirahat di sejumlah pos komando (posko) mudik atau di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
"Para pengendara agar lebih waspada dan hati-hati di jalan karena perjalanan balik akan lebih melelahkan sehabis masa Lebaran di kampung halaman. Lebih baik terlambat sedikit daripada tidak pernah sampai tujuan," demikian Inspektur Jenderal Pol Royke Lumowa.
"Titik kepadatan Tanjakan Gentong, Malangbong, Limbangan, disebabkan kontur jalan yang kecil untuk dua arah dan jumlah kendaraan yang tinggi, serta adanya pasar tumpah maupun aktivitas pasar dan banyaknya masyarakat yang menyeberang karena tidak adanya jembatan penyeberangan," catatnya melalui pesan singkat, Kamis malam.
Menurut dia, berdasarkan pantauan di Jalur Selatan pada Kamis malam terjadi kepadatan di wilayah Gentong.
Tanjakan Gentong, dikemukakannya, terkenal sebagai daerah rawan kecelakaan karena kemiringan tanjakan yang cukup curam, panjang dan berkelok-kelok.
Selain itu, ia menyatakan bahwa penyebab lain terjadinya kepadatan di wilayah tersebut adalah arus kendaraan dalam kota yang tinggi.
"Penyebab lain kepadatan adalah adanya arus lokal, baik yang akan bersilaturahim maupun yang akan ke tempat rekreasi di wilayah Tasik dan Garut," catatnya.
Untuk mengurai kepadatan di wilayah tersebut, Royke menjelaskan, polisi memberlakukan sistem buka tutup satu arah di Cikaledong.
"Salah satu rekayasa lalu lintas yang diambil agar kepadatan terurai adalah diberlakukan sistem buka tutup situasional satu arah di Cikaledong," kata mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Barat itu.
Royke juga mengimbau kepada para pengendara motor agar lebih berhati-hati dalam perjalanan arus balik.
Bila kondisi badan lelah, maka diimbaunya para pengendara untuk tidak memaksakan diri dalam melanjutkan perjalanan, dan lebih baik beristirahat di sejumlah pos komando (posko) mudik atau di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
"Para pengendara agar lebih waspada dan hati-hati di jalan karena perjalanan balik akan lebih melelahkan sehabis masa Lebaran di kampung halaman. Lebih baik terlambat sedikit daripada tidak pernah sampai tujuan," demikian Inspektur Jenderal Pol Royke Lumowa.
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.