Jakarta (ANTARA News) - Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengajak Indonesia bergabung dalam skema Kerja Sama untuk Pertumbuhan Berkelanjutan dan Tujuan Global (Partnering for Green Growth and the Global Goals/P4G) yang telah diluncurkan saat Sidang Umum PBB pada September 2017.
Inisiatif yang diikuti oleh negara anggota seperti Denmark, Chile, Ethiopia, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, dan Vietnam ini bertujuan mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga swadaya masyarakat untuk mempercepat implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam beberapa sektor yakni energi, pangan dan pertanian, manajemen perairan, serta perkotaan dan ekonomi berkesinambungan.
Inisiatif yang diikuti oleh negara anggota seperti Denmark, Chile, Ethiopia, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, dan Vietnam ini bertujuan mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga swadaya masyarakat untuk mempercepat implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam beberapa sektor yakni energi, pangan dan pertanian, manajemen perairan, serta perkotaan dan ekonomi berkesinambungan.
"P4G akan mengembangkan solusi untuk menunjang pertukaran keahlian serta membuka investasi swasta dan mengubahnya menjadi pertumbuhan berkelanjutan," ujar PM Rasmussen di sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bidang energi baru terbarukan Denmark-Indonesia di Jakarta, Rabu.
Indonesia, menurut dia, dapat menggunakan rencana kerja ini untuk memulai kemitraan pemerintah-swasta yang akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menghasilkan energi yang terjangkau, dan melestarikan lingkungan.
Keterlibatan Indonesia dalam kerja sama P4G dianggap penting karena negara ini diproyeksikan menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada 2030, ketika sektor energi dan lingkungan akan menjadi tantangan tersendiri.
"Populasi yang semakin besar seiring dengan pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh pada kebutuhan energi dan peningkatan jumlah limbah. Ini saatnya anda menggunakan kerangka kerja P4G untuk mewujudkan kemitraan demi keuntungan Indonesia dan juga dunia," kata PM Rasmussen.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada Selasa (28/11), Rasmussen secara khusus mengundang presiden untuk hadir pada pertemuan pertama P4G yang diselenggarakan di Denmark, November 2018 untuk tahu lebih banyak tentang inisiatif ini.
Kemitraan yang dibangun di bawah payung P4G berpotensi memenuhi syarat untuk mendapat dukungan dana tambahan, salah satunya Dana Investasi SDGs yang akan diluncurkan oleh pemerintah Denmark pada Januari 2018. Dana tersebut diharapkan berkontribusi pada kemitraan terkait SDGs dan memastikan total investasi sebesar 5 miliar dolar AS tersalurkan melalui kerja sama pemerintah-swasta.
Salah satu kerja sama yang telah dijalankan adalah pengolahan sampah menjadi energi di Jawa Tengah. Solusi energi baru terbarukan ini berbasis pada penolakan terhadap bahan bakar turunan (Refuse Derived Fuel/RDF), pengumpulan dan pembakaran gas metana dari tempat pembuangan akhir, serta produksi biogas dari air limbah pohon aren.
Inisiatif ini didanai dengan bantuan pemerintah Denmark, tetapi skema P4G dapat membantu mempresentasikan nilai bisnis untuk mengundang lebih banyak investasi swasta bagi perluasan usaha.
Contoh lain berpotensi untuk dikembangkan adalah bagaimana P4G dapat mempertemukan industri kelapa sawit Indonesia dan pemerintah daerah dengan inovasi global untuk meningkatkan efisiensi air, menghasilkan bahan bakar bersih, mengeluarkan emisi dari kilang dan tanaman, serta menggunakan minyak sawit tersertifikasi dalam produksi bahan makanan.
Beberapa perusahaan asal Denmark seperti Novozymes, Haldor Topsoe, dan Palsgaard adalah unggulan dalam inovasi tersebut.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.