Bogor (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) membentuk forum kerja sama antara majelis ulama di semua negara dalam rangka menduniakan Islam wasathiyah atau moderat.
"MUI menginisiasi negara-negara dunia untuk membentuk majelis ulama untuk memudahkan koordinasi dan sikronisasi untuk menduniakan Islam wasathiyah," kata Ketua Umum MUI KH Ma`ruf Amin dalam rapat kerja nasional MUI ketiga di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu malam.
KH Ma`ruf menjelaskan Islam wasathiyah adalah Islam moderat menghargai perbedaan, santun, toleran, ramah, dan merangkul semua pihak.
Menurutnya terbentuknya majelis ulama di sejumlah negara supaya ada kesamaan dalam menyebarkan Islam yang damai seperti yang diinginkan negara-negara dunia dapat meniru Indonesia yang rukun.
"Kita ingin suasana Indonesia menjadi suasana di seluruh dunia. Jangan ada konflik seperti Afghanistan," katanya.
Salah satu negara yang sudah menginisiasi terbentuknya majelis ulama adalah Afghanistan. Hal ini disampaikan saat delegasi negara tersebut bertemu dengan MUI beberapa waktu lalu.
Menurut Ma`ruf, jika majelis ulama seluruh negara terbentuk, MUI akan mengadakan pertemuan majelis ulama baik lokal, nasional, dan internasional untuk berkumpul dalam satu forum internasional.
"Secepatnya jika majelis ulama di negara-negara ini terbentuk, forum pertemuan ini akan kita gelar, Insya Allah tahun depan," katanya.
Dukungan untuk membentuk majelis ulama di dunia ini menjadi salah satu rekomendasi dalam rapat kerja nasional MUI ketiga yang ditetapkan malam ini. Selain membentuk majelis ulama, MUI juga merekomendasikan agar negara OKI dapat meningkatkan kebersamaan dalam mengatasi kesenjangan politik, ekonomi, dan sosial budaya di negara-negara Islam dengan prinsip saling menghargai kedaulatan politik.
Untuk itu, MUI melalui konsep Islam wasathiyah bersedia menjadi inisiator dan promotor untuk menciptakan tatanan dunia yang aman dan damai.
Rapat kerja nasional MUI menghasilkan sejumlah rekomendasi, baik di bidang kehidupan berbangsa, bidang ekonomi, dan hubungan internasional.
Rakernas ketiga MUI berlangsung dari tanggal 28 sampai 30 November. Dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada pembukaan dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pada penutupan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta doa para ulama agar Bogor dan kota-kota lainnya yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah tetap damai dan menjaga keutuhan bangsa.
Bima juga berterima kasih atas penunjukan Kota Bogor sebagai lokasi Rakenas MUI karena secara tidak langsung menambah pendapatan asli daerahnya karena banyaknya tamu yang hadir dan menginap di Bogor.
"MUI menginisiasi negara-negara dunia untuk membentuk majelis ulama untuk memudahkan koordinasi dan sikronisasi untuk menduniakan Islam wasathiyah," kata Ketua Umum MUI KH Ma`ruf Amin dalam rapat kerja nasional MUI ketiga di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu malam.
KH Ma`ruf menjelaskan Islam wasathiyah adalah Islam moderat menghargai perbedaan, santun, toleran, ramah, dan merangkul semua pihak.
Menurutnya terbentuknya majelis ulama di sejumlah negara supaya ada kesamaan dalam menyebarkan Islam yang damai seperti yang diinginkan negara-negara dunia dapat meniru Indonesia yang rukun.
"Kita ingin suasana Indonesia menjadi suasana di seluruh dunia. Jangan ada konflik seperti Afghanistan," katanya.
Salah satu negara yang sudah menginisiasi terbentuknya majelis ulama adalah Afghanistan. Hal ini disampaikan saat delegasi negara tersebut bertemu dengan MUI beberapa waktu lalu.
Menurut Ma`ruf, jika majelis ulama seluruh negara terbentuk, MUI akan mengadakan pertemuan majelis ulama baik lokal, nasional, dan internasional untuk berkumpul dalam satu forum internasional.
"Secepatnya jika majelis ulama di negara-negara ini terbentuk, forum pertemuan ini akan kita gelar, Insya Allah tahun depan," katanya.
Dukungan untuk membentuk majelis ulama di dunia ini menjadi salah satu rekomendasi dalam rapat kerja nasional MUI ketiga yang ditetapkan malam ini. Selain membentuk majelis ulama, MUI juga merekomendasikan agar negara OKI dapat meningkatkan kebersamaan dalam mengatasi kesenjangan politik, ekonomi, dan sosial budaya di negara-negara Islam dengan prinsip saling menghargai kedaulatan politik.
Untuk itu, MUI melalui konsep Islam wasathiyah bersedia menjadi inisiator dan promotor untuk menciptakan tatanan dunia yang aman dan damai.
Rapat kerja nasional MUI menghasilkan sejumlah rekomendasi, baik di bidang kehidupan berbangsa, bidang ekonomi, dan hubungan internasional.
Rakernas ketiga MUI berlangsung dari tanggal 28 sampai 30 November. Dihadiri Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada pembukaan dan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto pada penutupan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meminta doa para ulama agar Bogor dan kota-kota lainnya yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah tetap damai dan menjaga keutuhan bangsa.
Bima juga berterima kasih atas penunjukan Kota Bogor sebagai lokasi Rakenas MUI karena secara tidak langsung menambah pendapatan asli daerahnya karena banyaknya tamu yang hadir dan menginap di Bogor.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.