...gunung setinggi 3.142 mdpl ini sedang dalam fase istirahat sejenak>"
Karangasem, Bali (ANTARA News) - Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana mengatakan, aktivitas semburan asap vulkanis Gunung Agung menggalami penurunan cukup drastis dibandingkan hari-hari sebelumnya.
"Penurunan asap ini, kemungkinan karena ada infusi lava di dalam kawah dan gunung setinggi 3.142 mdpl ini sedang dalam fase istirahat sejenak," ujar Devy Kamil saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangsem, Kamis.
"Penurunan asap ini, kemungkinan karena ada infusi lava di dalam kawah dan gunung setinggi 3.142 mdpl ini sedang dalam fase istirahat sejenak," ujar Devy Kamil saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangsem, Kamis.
Ia mengatakan, Gunung Agung dalam kondisi tenang ini terpantau kondisi magmanya terus mengalami pertumbuhan dan ketinggian asap vulkanisnya terpantau sekitar 2.000 meter dari puncak gunung.
"Asap yang dikeluarkan dominan putih dan tidak berwarna abu kegelapan seperti hari-hari sebelumnya. Namun, saat ini belum ada penurunan status Gunung Agung dan sampai saat ini masih tetap level IV atau awas," ujarnya.
Untuk aktivitas kegempaan Gunung Agung saat ini, masih terdeteksi alat seismograf yang terlihat adanya gempa terus menerus, namun durasinya tidak selama seperti hari sebelumnya. "Dengan adanya tremor yang terdeteksi ini, menandakan aktivitas Gunung Agung belum reda," ujarnya.
Walau kondisi asap Gunung Agung sudah tampak lebih sedikit, pihaknya terus memantau aktivitas kegempaan, demografi, geokimia dan citra satelit. Terkait terlihatnya glow atau cahaya merah pada asap vulkanis Gunung Agung itu akibat adanya trombolian atau lava yang mendorong ke atas yang masih berada di dalam kawah.
"Dari kepulan asap itu masih tampak glow atau cahaya lava yang berada di dalam kawah," ujarnya.
Selain itu, ada beberapa hal berbeda yang tampak dari gunung Agung, seperti pada tubuh gunung tertinggi di Bali ini mulai terlihat jalur-jalur lahar. Pihaknya belum dapat memastikan apakah letusan akan semakin besar atau kecil dibandingkan letusan gunung tertinggi di Bali ini pada Tahun 1963.
"Potensi erupsi Gunung Agung masih besar dan kami terus mengikuti perkembangan data seperti apa dan melakukan assesment seperti apa maupun mengestimasi kira-kira seluas apa ancaman bahayanya," katanya.
Untuk itu, pihaknya kembali mengimbau masyarakat yang berada di luar zona bahaya itu, agar menyiapkan masker untuk menghindari gangguan pernafasan, iritasi kulit dan gangguan penglihatan akibat terpapar abu vulkanis.
Pewarta: I Made Surya dan Ni Luh Rhismawati
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.