Wednesday, May 23, 2018

Magnis: jangan biarkan kebencian merusak persatuan

Magnis: jangan biarkan kebencian merusak persatuan
Tokoh katolik dan budayawan Indonesia Franz Magnis Suseno (Monalisa)
Jakarta (ANTARA News) - Tokoh kebangsaan Franz Magnis Suseno mengajak semua pihak untuk memperkuat sikap saling menerima dan menghormati segala perbedaan yang ada pada bangsa ini dan tidak membiarkan kebencian merusak persatuan.

"Kita sudah membangun Indonesia dalam harmoni dan solidaritas yang bagus. Mari kita tidak mengizinkan kekerasan dan kebencian sekelompok kecil orang yang ingin merusak persatuan ini," kata Magnis dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ia meminta kepada semua pihak untuk bisa menahan diri dan membuang perasaan menang sendiri, termasuk saat beraktivitas di dunia maya.

"Mari saling menerima, menghormati, menghargai, mendukung, dan mencintai, supaya Indonesia tetap menjadi negara adil dan berperikemanusiaan," katanya.
Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya ini juga mengingatkan agar ideologi transnasional terus diwaspadai, terutama yang mengusung kebencian dan kekerasan meskipun berbaju agama.

Menurut dia ideologi ini bukan hanya melahirkan aksi teror, tetapi juga merongrong persatuan melalui ujaran kebencian dan penyebaran berita palsu.

Kemajemukan bangsa ini, kata Magnis, di satu sisi bisa membuat negara ini kuat, tetapi di sisi lain sangat rentan untuk diadu domba termasuk menggunakan ujaran kebencian dan berita bohong, apalagi ada kepentingan politik atau kelompok radikal di belakangnya.

"Ini menjadi tantangan berat bagi bangsa Indonesia, tapi saya optimis kita pasti bisa karena kemajemukan dan perbedaan inilah yang membuat Indonesia kuat, asalkan semua bisa saling menerima dan menghormati," katanya.
Pewarta: 
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Magnis: jangan biarkan kebencian merusak persatuan

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.