Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Rabu pagi naik 15 poin menjadi Rp13.307 per dolar AS.
Rupiah menguat karena dolar AS yang menguat dalam beberapa hari terakhir menguat hari ini kembali melemah terdampak data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan menurut ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Conference Board Consumer Confidence Index turun menjadi 117,9 pada Mei. Penurunan indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat itu, menurut Rangga, ikut mempengaruhi pergerakan nilai tukar dolar AS.
"Menurunnya sejumlah data ekonomi AS itu membuat harapan kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) pada Juni 2017 mendatang akan sedikit turun," katanya.
Ia mengatakan data penggajian non-pertanian Amerika Serikat yang akan dirilis akhir pekan ini akan menjadi acuan selanjutnya bagi The Fed untuk memutuskan besaran suku bunga acuannya.
"Data ekonomi AS yang cenderung melambat itu membuat laju dolar AS tertahan sehingga membuka ruang bagi rupiah kembali terapresiasi," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pemerintah menunjukkan optimisme dengan menaikkan asumsi pertumbuhan dari 5,1 persen ke 5,3 persen dan itu direspons positif oleh pasar.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan berita positif dari Bank Indonesia mengenai neraca pembayaran yang surplus juga menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Rupiah menguat karena dolar AS yang menguat dalam beberapa hari terakhir menguat hari ini kembali melemah terdampak data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan perlambatan menurut ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Conference Board Consumer Confidence Index turun menjadi 117,9 pada Mei. Penurunan indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat itu, menurut Rangga, ikut mempengaruhi pergerakan nilai tukar dolar AS.
"Menurunnya sejumlah data ekonomi AS itu membuat harapan kenaikan suku bunga AS (Fed Fund Rate) pada Juni 2017 mendatang akan sedikit turun," katanya.
Ia mengatakan data penggajian non-pertanian Amerika Serikat yang akan dirilis akhir pekan ini akan menjadi acuan selanjutnya bagi The Fed untuk memutuskan besaran suku bunga acuannya.
"Data ekonomi AS yang cenderung melambat itu membuat laju dolar AS tertahan sehingga membuka ruang bagi rupiah kembali terapresiasi," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pemerintah menunjukkan optimisme dengan menaikkan asumsi pertumbuhan dari 5,1 persen ke 5,3 persen dan itu direspons positif oleh pasar.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan berita positif dari Bank Indonesia mengenai neraca pembayaran yang surplus juga menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.