Nunukan (ANTARA News) - TNI AU memperketat pengawasan di Bandara Juwata Kota Tarakan, Kalimantan Utara terkait pemberlakuan darurat militer di Filipina terhadap Kelompok Maute yang dianggap berafiliasi dengan ISIS (Islamic State of Irak and Syria).
Komandan Pangkalan TNI AU Kota Tarakan, Kolonel Pnb Didik Kristyanto melalui sambungan telepon dari Nunukan, Selasa membenarkan, mendapatkan instruksi dari Komando Operasi TNI AU II agar memperketat pengawasan di bandara.
Ia menambahkan, instruksi tersebut berkaitan dengan potensi masuknya Kelompok ISIS dari Filipina ke Indonesia melalui Kota Tarakan karena jarak jangkauannya sangat dekat yakni 905,30 km atau 562,53 mil dari Kepulauan Mindanao (Filipina).
Pemerintah Filipina yang memerangi keberadaan ISIS bergabung dengan Kelompok Maute di Pulau Marawi Kepulauan Mindanao ini perlu diantisipasi secara dini karena Bandara Juwata Kota Tarakan dapat dijadikan pintu masuk dan keluar penumpang tujuan Malaysia.
Sehubungan dengan instruksi Komando Operasi TNI AU II tersebut, Pangkalan TNI AU Kota Tarakan telah berkoordinasi dengan pihak Bandara Juwata untuk memudahkan pengawasan yang dilakukannya.
Bentuk pengawasan yang dilakukan Lanud Kota Tarakan dengan memperketat pemeriksaan terhadap dokumen keimigrasian (paspor) penumpang yang datang maupun berangkat ke Malaysia.
"Langkah pengawasan dengan memeriksa paspor penumpang yang datang maupun yang berangkat tujuan Malaysia untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris (ISIS) dari Filipina ke Indonesia melalui Malaysia ke Kota Tarakan," ujar Didik Kristyanto.
Didik Kristyanto menegaskan, pihaknya tidak ingin kecolongan karena Kota Tarakan dapat dijadikan persinggahan kelompok teroris menuju dan asal Filipina makanya ditingkatkan kewaspadaan.
Komandan Pangkalan TNI AU Kota Tarakan, Kolonel Pnb Didik Kristyanto melalui sambungan telepon dari Nunukan, Selasa membenarkan, mendapatkan instruksi dari Komando Operasi TNI AU II agar memperketat pengawasan di bandara.
Ia menambahkan, instruksi tersebut berkaitan dengan potensi masuknya Kelompok ISIS dari Filipina ke Indonesia melalui Kota Tarakan karena jarak jangkauannya sangat dekat yakni 905,30 km atau 562,53 mil dari Kepulauan Mindanao (Filipina).
Pemerintah Filipina yang memerangi keberadaan ISIS bergabung dengan Kelompok Maute di Pulau Marawi Kepulauan Mindanao ini perlu diantisipasi secara dini karena Bandara Juwata Kota Tarakan dapat dijadikan pintu masuk dan keluar penumpang tujuan Malaysia.
Sehubungan dengan instruksi Komando Operasi TNI AU II tersebut, Pangkalan TNI AU Kota Tarakan telah berkoordinasi dengan pihak Bandara Juwata untuk memudahkan pengawasan yang dilakukannya.
Bentuk pengawasan yang dilakukan Lanud Kota Tarakan dengan memperketat pemeriksaan terhadap dokumen keimigrasian (paspor) penumpang yang datang maupun berangkat ke Malaysia.
"Langkah pengawasan dengan memeriksa paspor penumpang yang datang maupun yang berangkat tujuan Malaysia untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris (ISIS) dari Filipina ke Indonesia melalui Malaysia ke Kota Tarakan," ujar Didik Kristyanto.
Didik Kristyanto menegaskan, pihaknya tidak ingin kecolongan karena Kota Tarakan dapat dijadikan persinggahan kelompok teroris menuju dan asal Filipina makanya ditingkatkan kewaspadaan.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.