Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sulawesi Tengah Ramlan mengatakan jumlah kendaraan angkutan kota di Palu semakin berkurang karena warga kota ini cenderung beralih ke kendaraan pribadi setelah semakin banyak yang memiliki sepeda motor.
"Sesuai data jumlah angkutan kota yang masih beroperasi saat ini sekitar 300 unit dari sebelumnya ribuan unit," kata Ramlan di Palu, Rabu.
Selan terus berkurang, kondisi fisik kendaraan juga menurun drastis, dengan rata-rata angkot di kota ini tidak diremajakan karena para pemiliki merasa penumpang angkot semakin sedikit.
Sebaliknya di kota ini jumlah sepeda motor meningkat dari tahun ke tahun sehingga warga yang sebelumnya biasa menggunakan angkot, kini tidak lagi menggunakan angkot karena sudah memiliki kendaraan sendiri.
"Ya boleh dibilang yang naik angkot, rata-rata ibu rumah tangga yang mau berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari ke pasar," kata Ramlan.
Ronie, sopir angkot, mengaku kesulitan mendapatkan penumpang. "Meski kami sudah keliling, tetap sulit mendapatkan penumpang. Apalagi kalau mengikuti trayek semakin sulit lagi dapat penumpang," kata Ronie.
Penghasilan Ronie pun turun dari Rp200 ribu per hari menjadi paling tinggi Rp75.000 per hari.
"Sesuai data jumlah angkutan kota yang masih beroperasi saat ini sekitar 300 unit dari sebelumnya ribuan unit," kata Ramlan di Palu, Rabu.
Selan terus berkurang, kondisi fisik kendaraan juga menurun drastis, dengan rata-rata angkot di kota ini tidak diremajakan karena para pemiliki merasa penumpang angkot semakin sedikit.
Sebaliknya di kota ini jumlah sepeda motor meningkat dari tahun ke tahun sehingga warga yang sebelumnya biasa menggunakan angkot, kini tidak lagi menggunakan angkot karena sudah memiliki kendaraan sendiri.
"Ya boleh dibilang yang naik angkot, rata-rata ibu rumah tangga yang mau berbelanja berbagai kebutuhan sehari-hari ke pasar," kata Ramlan.
Ronie, sopir angkot, mengaku kesulitan mendapatkan penumpang. "Meski kami sudah keliling, tetap sulit mendapatkan penumpang. Apalagi kalau mengikuti trayek semakin sulit lagi dapat penumpang," kata Ronie.
Penghasilan Ronie pun turun dari Rp200 ribu per hari menjadi paling tinggi Rp75.000 per hari.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.