... Dakwah di masjid sifatnya harus ramah, merangkul, menghindari dakwah terlalu keras...
Bandung (ANTARA News) - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, ingin semua masjid setempat jauh dari ceramah yang menyebarkan kebencian sehingga menjadi tempat yang penuh dengan nuansa kedamaian.
"Dakwah di masjid sifatnya harus ramah, merangkul, menghindari dakwah terlalu keras," kata dia, di Pendopo Kota Bandung, Selasa.
Kang Emil, sapaan akrabnya, ingin ceramah-ceramah yang disampaikan oleh penceramah berisi tentang kedamaian, persaudaraan, sikap saling mengasihi bukan saling menjatuhkan dan berburuk sangka.
"Dakwah yang lebih merangkul bukan memukul, menebar rasa cinta bukan menebar rasa benci, kemudian mengisi muamalahnya hubungan dengan masyarakatnya berbaik sangka, bukan berburuk sangka," katanya.
Menurut dia, program Mahgrib Mengaji dan Subuh Berjamaah yang digagas Pemerintah Kota Bandung salah satu tujuannya untuk menitipkan pesan-pesan damai, di samping meningkatkan nilai religiusitas.
"Kami tenang Subuh Berjamaah dan Mahgrib Mengaji menjadi instrumen mendekatkan diri kepada religiusitas. Ujungnya menekan radikalisme," kata dia.
Sebelumnya kata dia, sempat ada penceramah di beberapa mesjid di Kota Bandung yang berceramah dengan cara tidak mengandung unsur kedamaian, namun mampu diantisipasi oleh masyarakat sekitar.
"Mampu diantisipasi sehingga tidak terjadi kekhawatiraan seperti yang kita bayangkan, karena RT/RW kompak dengan MUI," ujarnya.
Baca juga: (Pembangunan 38 proyek di Bandung masih terhambat)
"Dakwah di masjid sifatnya harus ramah, merangkul, menghindari dakwah terlalu keras," kata dia, di Pendopo Kota Bandung, Selasa.
Kang Emil, sapaan akrabnya, ingin ceramah-ceramah yang disampaikan oleh penceramah berisi tentang kedamaian, persaudaraan, sikap saling mengasihi bukan saling menjatuhkan dan berburuk sangka.
"Dakwah yang lebih merangkul bukan memukul, menebar rasa cinta bukan menebar rasa benci, kemudian mengisi muamalahnya hubungan dengan masyarakatnya berbaik sangka, bukan berburuk sangka," katanya.
Menurut dia, program Mahgrib Mengaji dan Subuh Berjamaah yang digagas Pemerintah Kota Bandung salah satu tujuannya untuk menitipkan pesan-pesan damai, di samping meningkatkan nilai religiusitas.
"Kami tenang Subuh Berjamaah dan Mahgrib Mengaji menjadi instrumen mendekatkan diri kepada religiusitas. Ujungnya menekan radikalisme," kata dia.
Sebelumnya kata dia, sempat ada penceramah di beberapa mesjid di Kota Bandung yang berceramah dengan cara tidak mengandung unsur kedamaian, namun mampu diantisipasi oleh masyarakat sekitar.
"Mampu diantisipasi sehingga tidak terjadi kekhawatiraan seperti yang kita bayangkan, karena RT/RW kompak dengan MUI," ujarnya.
Baca juga: (Pembangunan 38 proyek di Bandung masih terhambat)
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.