Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah alumni dan dosen Universitas Indonesia mendeklarasikan berdirinya Aliansi Untuk Indonesia (UI) Toleran guna menangkal potensi radikal dan intoleran di lingkungan kampus dan lembaga pendidikan.
Deklarasi diselenggarakan di Museum Kebangkitan Nasional, di Jalan Abdul Rachman Saleh, Senen, Jakarta, Kamis. "Deklerasi Aliansi UI Toleran ini tujuannya untuk menjaga kebhinnekaan dan toleransi di lingkungan kampus maupun lembaga pendidikan," kata Ketua Presidium UI Toleran, Donny Gahral Adian.
Donny Gahral Adian menegaskan, semangat toleransi di kalangan pemuda dan mahasiswa akhir-akhir ini tergerus oleh berbagai sebab sehingga perlu didorong kebangkitannya melalui pendirian aliansi ini guna menjaga kemajemukan.
Menurut dia, potensi gerakan radikal dan intoleran jika dibiarkan dan membesar maka dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Donny menilai salah satu bentuk aksi radikal dan intoleransi adalah aksi terorisme seperti yang terjadi di Surabaya maupun serangan yang dilakukan narapidana terorisme di Markas Komando Brimob Kelepa Dua Depok, pada Mei 2018. "Insiden ini menjadi salah satu alasan bagi kami untuk membentuk Aliansi UI Toleran," katanya.
Para alumni yang hadir pada deklarasi tersebut menyatakan, tidak ingin lingkungan kampus disusupi oleh paham-paham intoleransi yang berujung pada aksi radikalisme. "Lingkungan kampus harus bersih dari penyebaran paham-paham radikal," kata Donny.
Donny berharap gerakan pembentukan Aliansi UI Toleran ini dapat diikuti oleh para alumni dari kampus-kampus lainnya di Indonesia. "Ke depan Aliansi UI Toleran akan membangun kerja sama dengan ikatan alumni di perguruan tinggi lain guna mengikis paham radikalisme," katanya.
Rektor Universitas Indonesia, Muhammad Anis, juga mendukung gerakan Aliansi UI Toleran dengan menerbitkan tujuh butir pernyataan yang prinsipnya menolak aksi teror. Dari tujuh butir pernyataan tersebut, salah satunya menyatakan akan menindak tegas setiap keluarga UI yang melakukan tindakan provokasi dan mengarah pada radikalisme.
Alumni sekaligus dosen UI, Ade Armando, mengatakan, persoalan intoleran merupakan kekhawatiran di kampuis UI saat ini. Gerakan Aliansi UI Toleran, menurut dia, adalah gerakan murni masyarakat untuk mencegah apa yang dikhawatirkan tersebut agar tidak berkembang menjadi lebih besar.
Baca juga: Kepala BNPT ingatkan mahasiswa baru UI bahaya radikalisme
Baca juga: BNPT imbau pihak kampus sering berkomunikasi dengan mahasiswa
Baca juga: Kemenag Kalteng waspadai penyebaran paham radikalisme berujung terorisme
Deklarasi diselenggarakan di Museum Kebangkitan Nasional, di Jalan Abdul Rachman Saleh, Senen, Jakarta, Kamis. "Deklerasi Aliansi UI Toleran ini tujuannya untuk menjaga kebhinnekaan dan toleransi di lingkungan kampus maupun lembaga pendidikan," kata Ketua Presidium UI Toleran, Donny Gahral Adian.
Donny Gahral Adian menegaskan, semangat toleransi di kalangan pemuda dan mahasiswa akhir-akhir ini tergerus oleh berbagai sebab sehingga perlu didorong kebangkitannya melalui pendirian aliansi ini guna menjaga kemajemukan.
Menurut dia, potensi gerakan radikal dan intoleran jika dibiarkan dan membesar maka dapat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Donny menilai salah satu bentuk aksi radikal dan intoleransi adalah aksi terorisme seperti yang terjadi di Surabaya maupun serangan yang dilakukan narapidana terorisme di Markas Komando Brimob Kelepa Dua Depok, pada Mei 2018. "Insiden ini menjadi salah satu alasan bagi kami untuk membentuk Aliansi UI Toleran," katanya.
Para alumni yang hadir pada deklarasi tersebut menyatakan, tidak ingin lingkungan kampus disusupi oleh paham-paham intoleransi yang berujung pada aksi radikalisme. "Lingkungan kampus harus bersih dari penyebaran paham-paham radikal," kata Donny.
Donny berharap gerakan pembentukan Aliansi UI Toleran ini dapat diikuti oleh para alumni dari kampus-kampus lainnya di Indonesia. "Ke depan Aliansi UI Toleran akan membangun kerja sama dengan ikatan alumni di perguruan tinggi lain guna mengikis paham radikalisme," katanya.
Rektor Universitas Indonesia, Muhammad Anis, juga mendukung gerakan Aliansi UI Toleran dengan menerbitkan tujuh butir pernyataan yang prinsipnya menolak aksi teror. Dari tujuh butir pernyataan tersebut, salah satunya menyatakan akan menindak tegas setiap keluarga UI yang melakukan tindakan provokasi dan mengarah pada radikalisme.
Alumni sekaligus dosen UI, Ade Armando, mengatakan, persoalan intoleran merupakan kekhawatiran di kampuis UI saat ini. Gerakan Aliansi UI Toleran, menurut dia, adalah gerakan murni masyarakat untuk mencegah apa yang dikhawatirkan tersebut agar tidak berkembang menjadi lebih besar.
Baca juga: Kepala BNPT ingatkan mahasiswa baru UI bahaya radikalisme
Baca juga: BNPT imbau pihak kampus sering berkomunikasi dengan mahasiswa
Baca juga: Kemenag Kalteng waspadai penyebaran paham radikalisme berujung terorisme
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.