Jakarta (ANTARA News) - Momentum pelukan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di arena Padepokan Pencak Silat TMII diharapkan membawa dampak positif di tingkat akar rumput masyarakat.

"Momentum ini seharusnya dapat terus dijaga bahwa Asian Games telah mempersatukan kembali masyarakat, apapun pilihan politiknya bersatu mendukung seluruh atlet untuk meraih prestasi terbaik. Baik dari kalangan elite politik hingga akar rumput," kata tokoh muda NU Abdul Ghofur dalam diskusi olahraga yang digelar Jaringan Muda Muslim Jayakarta, Kamis.

Sedangkan Gus Sholeh dari Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat Forkum juga merespon positif kehangatan Prabowo Subianto-Jokowi saat Indonesia mendapatkan emas di cabang Pencak Silat Asian Games 2018.

Gus Sholeh berharap momentum kehangatan ini dapat terjaga hingga pemilu presiden 2019 mendatang.

"Kita kemarin melihat hal yang mengagumkan dari tokoh bangsa, calon Presiden Jokowi dan calon presiden Prabowo berangkulan setelah atlet pencak silat meraih emas. Kita melihat tokoh bangsa yang adem menenangkan, maka dari itu kita masyarakat yang dibawah juga harus damai meskipun kita punya pilihan masing masing," harapnya..
Dalam keterangan yang diterima, Gus Sholeh menyayangkan sebagian masyarakat yang "nyinyir" dengan keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 dengan prestasi yang membanggakan. Padahal, negara tetangga, negara Eropa, Korea, Jepang dan negara lainnya mengagumi pelaksanaan Asian Games 2018 di Indonesia, terutama setelah melihat pembukaan.

"Tapi, yang membuat kita miris, masih ada saja anak bangsa yang nyinyir, tidak mengapresiasi kinerja panitia, pemerintah maupun atlet yang sudah bekerja susah payah," ujarnya.
Pengamat Politik Wempy memuji pelaksanaan Asian Games  2018 dengan yang dilakukan pemerintah Presiden Jokowi dengan minim persiapan. Menurutnya, Jokowi mampu menyelesaikan segala kebutuhan untuk Asian Games 2018.

Padahal untuk membangun segala infrastruktur Asian Games ini tidaklah mudah jika tidak ada ketulusan.

"Kita berkaca pada pembangunan untuk fasilitas atlet sebelumnya, yang kita saksikan saat ini hanya menjadi museum mati. Jadi apabila banyak yang nyinyir dengan segala prestasi Jokowi, mereka hanya tidak mampu mencapai apa yang telah diraih Jokowi dalam pemerintahannya," kata Wempy.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018