Jogja, 30 Djanuari 1950 (Antara) - 29 Djanuari djam 18.30 telah meninggal dunia Djenderal Sudirman, Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat.
Sebagaimana diketahui, beliau telah lama menderita sakit paru-paru.
Pemakaman djenazah almarhum Djenderal Sudirman dilakukan di Taman Bahagia Jogja pada 30 Djanuari pukul 15.00. Seluruh penduduk, kantor-kantor dan toko-toko di Jogja mengibarkan bendera setengah tiang.
Riwajat hidup Pak Dirman
Letnan Djenderal Raden Sudirman lahir di Kesugihan (Banjumas) di tahun 1912, setelah tamat sekolah Mulo Wiworotomo di Tjilatjap. Beliau meneruskan peladjarannja pada Sekolah Mohammadiyah di Tjilatjap sampai Djepang datang.
Di waktu pendudukan Djepang pernah mendjadi anggota Syuu Sangikai Banjumas dan berdjasa membela kepentingan rakjat, ketika Djepang mengadakan gerakan pengumpulan padi.
Di tahun 1944, Sudirman masuk Peta sebagai Daindantjo angkatan kedua di Kroja. Setelah Djepang menjerang, oleh Djepang disingkirkan ke Bogor, sebab dianggap terlalu berdjiwa nasionalistis dan terlalu membela prajurit-prajurit bawahanja.
Dengan runtuhnja Djepang, ia kembali ke Kroja dan menentang perintah Djepang untuk membubarkan kesatuannja. Anak-anak buahnja tetap diasramakan di Kroja dengan dibiajai dengan uang jang oleh Djepang diberikan guna pesangon pembubaran kesatuan tersebut, banjaknja tudjuh bulan gadji.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Sebagaimana diketahui, beliau telah lama menderita sakit paru-paru.
Pemakaman djenazah almarhum Djenderal Sudirman dilakukan di Taman Bahagia Jogja pada 30 Djanuari pukul 15.00. Seluruh penduduk, kantor-kantor dan toko-toko di Jogja mengibarkan bendera setengah tiang.
Riwajat hidup Pak Dirman
Letnan Djenderal Raden Sudirman lahir di Kesugihan (Banjumas) di tahun 1912, setelah tamat sekolah Mulo Wiworotomo di Tjilatjap. Beliau meneruskan peladjarannja pada Sekolah Mohammadiyah di Tjilatjap sampai Djepang datang.
Di waktu pendudukan Djepang pernah mendjadi anggota Syuu Sangikai Banjumas dan berdjasa membela kepentingan rakjat, ketika Djepang mengadakan gerakan pengumpulan padi.
Di tahun 1944, Sudirman masuk Peta sebagai Daindantjo angkatan kedua di Kroja. Setelah Djepang menjerang, oleh Djepang disingkirkan ke Bogor, sebab dianggap terlalu berdjiwa nasionalistis dan terlalu membela prajurit-prajurit bawahanja.
Dengan runtuhnja Djepang, ia kembali ke Kroja dan menentang perintah Djepang untuk membubarkan kesatuannja. Anak-anak buahnja tetap diasramakan di Kroja dengan dibiajai dengan uang jang oleh Djepang diberikan guna pesangon pembubaran kesatuan tersebut, banjaknja tudjuh bulan gadji.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.