Malang (ANTARA News) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggandeng International Commision on Scientific Signs in Quran and Sunnah (ICSSQS) Saudi Arabia akan meneliti mukjizat sains dalam Alquran dan as-Sunnah (Sunah Rasul).
Kepala Kantor Hubungan Luar Negeri UMM Dr Abdul Haris di Malang, Selasa mengemukakan penelitian yang akan dilakukan kedua lembaga tersebut akan fokus pada mukjizat sains dalam Alquran dan Sunah Rasul.
Kerja sama kedua lembaga pendidikan itu dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani wakil dari masing-masing kampus. ICSSQS diwakili oleh Direktur kampus itu Sheikh Mohammed Dhabyan S Al-Sulami dan UMM diwakili rektor kampus itu, Fauzan.
"Dalam jangka panjang, UMM akan memasukkan ilmu tentang Al Quran dan Sunah Rasul dalam kurikulum mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Kami akan mengadopsi beberapa hal tentang Al Quran dan Sunah Rasul dan dimasukkan dalam kurikulum," urainya.
Selain menggandeng ICSSQS, pada kesempatan yang sama, UMM juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Islamic University of Minnesota (IUM) Amerika Serikat terkait kerja sama akademik. Kesepakatan yang dilakukan di antaranya pertukaran mahasiswa, dosen dan staf yang berminat mempelajari lebih dalam tentang Islam di Amerika.
Pertukaran tersebut dilakukan tanpa adanya penyetaraan ijazah antara kedua universitas. "Semua kesepakatan akan dijalankan pada tahun ini juga," kata Haris.
IUM, lanjutnya, juga memberikan pilihan sistem pembelajaran yang fleksibel. Ada beberapa sistem pembelajaran yang digunakan kampus tersebut, seperti tatap muka, telekonferensi hingga belajar melalui website. Dalam pertukaran mahasiswa, nantinya UMM akan memanfaatkan sistem pembelajaran telekonferensi.
Ada 200 pakar Islam yang akan mengajar via telekonferensi nantinya. "IUM dan UMM akan memanfaatkan kesempatan tersebut. Jadi mahasiswa tidak perlu datang ke Amerika langsung, melalui telekonferensi mahasiswa UMM bisa belajar dengan dosen dari universitas Islam yang berasal dari negara Islam seperti Qatar dan Saudi Arabia," urainya.
Sementara itu, Rektor IUM Prof Dr Waleed Edrees berharap kerja sama yang terjalin antara UMM dam kampusnya bisa meningkatkan kualitas pendidikan di UMM maupun di IUM.
"Amerika membutuhkan dukungan dan apresiasi dari muslim Indonesia dalam berbagai hal. Bidang akademik menjadi salah satu lahan untuk berdakwah di Amerika, khususnya di Minnesota, paparnya.
Usai menandatangani MoU, Rektor IUM memberikan kuliah tamu tentang Islam di Amerika era Donald Trump: Tantangan dan Harapan. Waleed menjelaskan, sejarah masuknya Islam ke Amerika sejak pertama kali, hingga perkembangan Islam yang sangat pesat di Amerika.
"Dulu di Amerika hanya ada 3 masjid, ukurannya pun tidak seberapa luas, tapi sekarang sudah ada 70 masjid dan masih akan terus bertambah," ujar Waleed.
Kerja sama kedua lembaga pendidikan itu dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani wakil dari masing-masing kampus. ICSSQS diwakili oleh Direktur kampus itu Sheikh Mohammed Dhabyan S Al-Sulami dan UMM diwakili rektor kampus itu, Fauzan.
"Dalam jangka panjang, UMM akan memasukkan ilmu tentang Al Quran dan Sunah Rasul dalam kurikulum mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Kami akan mengadopsi beberapa hal tentang Al Quran dan Sunah Rasul dan dimasukkan dalam kurikulum," urainya.
Selain menggandeng ICSSQS, pada kesempatan yang sama, UMM juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Islamic University of Minnesota (IUM) Amerika Serikat terkait kerja sama akademik. Kesepakatan yang dilakukan di antaranya pertukaran mahasiswa, dosen dan staf yang berminat mempelajari lebih dalam tentang Islam di Amerika.
Pertukaran tersebut dilakukan tanpa adanya penyetaraan ijazah antara kedua universitas. "Semua kesepakatan akan dijalankan pada tahun ini juga," kata Haris.
IUM, lanjutnya, juga memberikan pilihan sistem pembelajaran yang fleksibel. Ada beberapa sistem pembelajaran yang digunakan kampus tersebut, seperti tatap muka, telekonferensi hingga belajar melalui website. Dalam pertukaran mahasiswa, nantinya UMM akan memanfaatkan sistem pembelajaran telekonferensi.
Ada 200 pakar Islam yang akan mengajar via telekonferensi nantinya. "IUM dan UMM akan memanfaatkan kesempatan tersebut. Jadi mahasiswa tidak perlu datang ke Amerika langsung, melalui telekonferensi mahasiswa UMM bisa belajar dengan dosen dari universitas Islam yang berasal dari negara Islam seperti Qatar dan Saudi Arabia," urainya.
Sementara itu, Rektor IUM Prof Dr Waleed Edrees berharap kerja sama yang terjalin antara UMM dam kampusnya bisa meningkatkan kualitas pendidikan di UMM maupun di IUM.
"Amerika membutuhkan dukungan dan apresiasi dari muslim Indonesia dalam berbagai hal. Bidang akademik menjadi salah satu lahan untuk berdakwah di Amerika, khususnya di Minnesota, paparnya.
Usai menandatangani MoU, Rektor IUM memberikan kuliah tamu tentang Islam di Amerika era Donald Trump: Tantangan dan Harapan. Waleed menjelaskan, sejarah masuknya Islam ke Amerika sejak pertama kali, hingga perkembangan Islam yang sangat pesat di Amerika.
"Dulu di Amerika hanya ada 3 masjid, ukurannya pun tidak seberapa luas, tapi sekarang sudah ada 70 masjid dan masih akan terus bertambah," ujar Waleed.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.