Cilegon, Banten (ANTARA News) - Penyelenggaraan "Cilegon Ethnic Carnival" (CEC) diharapkan mampu menyampaikan pesan persatuan dalam kehidupan warga Cilegon yang berasal dari beragam etnis.
Menyebut pameran busana etnik kontemporer dan kesenian itu sebagai representasi keanekaragaman di dalam masyarakat, Wali Kota Cilegon Tubagus Iman Ariyadi berharap warganya dapat mengelola keberagaman untuk mendukung pembangunan di usia Kota Cilegon yang menginjak 18 tahun.
"Peserta CEC membawa pesan yang baik, yaitu seluruh masyarakat Cilegon harus bersatu padu mewujudkan hidup yang damai dengan menghargai keanekaragaman dan meningkatkan rasa memiliki," ujar Tubagus saat membuka "Cilegon Ethnic Carnival" di depan Kantor Wali Kota Cilegon, Sabtu.
Meskipun warga Cilegon banyak yang merupakan pendatang, namun selama mereka tinggal dan mencari nafkah di kota tersebut maka setiap warga harus menumbuhkan tanggung jawab untuk menjaga kerukunan bersama, lanjut dia.
"Dari manapun asal saudara kita harus bersama-sama memantapkan Cilegon sebagai smart city yang asri dan mandiri," tuturnya.
Menyebut pameran busana etnik kontemporer dan kesenian itu sebagai representasi keanekaragaman di dalam masyarakat, Wali Kota Cilegon Tubagus Iman Ariyadi berharap warganya dapat mengelola keberagaman untuk mendukung pembangunan di usia Kota Cilegon yang menginjak 18 tahun.
"Peserta CEC membawa pesan yang baik, yaitu seluruh masyarakat Cilegon harus bersatu padu mewujudkan hidup yang damai dengan menghargai keanekaragaman dan meningkatkan rasa memiliki," ujar Tubagus saat membuka "Cilegon Ethnic Carnival" di depan Kantor Wali Kota Cilegon, Sabtu.
Meskipun warga Cilegon banyak yang merupakan pendatang, namun selama mereka tinggal dan mencari nafkah di kota tersebut maka setiap warga harus menumbuhkan tanggung jawab untuk menjaga kerukunan bersama, lanjut dia.
"Dari manapun asal saudara kita harus bersama-sama memantapkan Cilegon sebagai smart city yang asri dan mandiri," tuturnya.
(Baca: Cilegon Ethnic Carnival diharapkan bantu capai target wisatawan)
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Duta Besar Republik Panama untuk Indonesia Deborah Ho yang menyatakan bahwa keberagaman di Tanah Air sangat mirip dengan di negara asalnya.
Masyarakat Panama, kata dia, juga berasal dari beragam suku bangsa seperti Amerika, Afrika, Yahudi, Eropa, China, India dan suku asli Panama.
Duta besar yang baru tujuh bulan bertugas di Indonesia itu merupakan keturunan asli China, namun lahir dan dibesarkan di Panama.
"Keberagaman di negara saya sangat mirip dengan di sini (Indonesia). Karena itu saya merasa sangat nyaman berada di sini, seperti saat saya di Panama, karena sebenarnya kedua negara kita memiliki nilai-nilai yang sama," ujar Deborah.
Ia mengaku senang pada kunjungannya yang pertama kali ke Cilegon dapat menyaksikan langsung keanekaragaman budaya Indonesia yang tersaji lewat pameran busana etnik dan kesenian dalam "Cilegon Ethnic Carnival".
Menurut Deborah, acara tersebut merupakan strategi yang sangat tepat untuk menarik kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, terlebih didukung oleh letak Cilegon yang tidak terlalu jauh dari Jakarta.
"Cilegon Ethnic Festival 2017" yang diikuti belasan komunitas paguyuban etnis diantaranya Cilegon, Tapanuli, Lampung, Sunda, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Papua, Serang, Minang, dan Tionghoa, ditargetkan menarik 2.000 pengunjung dari dalam dan luar negeri.
Selain "Cilegon Ethnic Carnival", HUT ke-18 Kota Cilegon tahun ini juga dimeriahkan dengan kegiatan Sail Krakatau atau paket kunjungan wisata untuk menikmati keindahan Anak Gunung Krakatau langsung dari atas kapal pada 30 April mendatang.
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Duta Besar Republik Panama untuk Indonesia Deborah Ho yang menyatakan bahwa keberagaman di Tanah Air sangat mirip dengan di negara asalnya.
Masyarakat Panama, kata dia, juga berasal dari beragam suku bangsa seperti Amerika, Afrika, Yahudi, Eropa, China, India dan suku asli Panama.
Duta besar yang baru tujuh bulan bertugas di Indonesia itu merupakan keturunan asli China, namun lahir dan dibesarkan di Panama.
"Keberagaman di negara saya sangat mirip dengan di sini (Indonesia). Karena itu saya merasa sangat nyaman berada di sini, seperti saat saya di Panama, karena sebenarnya kedua negara kita memiliki nilai-nilai yang sama," ujar Deborah.
Ia mengaku senang pada kunjungannya yang pertama kali ke Cilegon dapat menyaksikan langsung keanekaragaman budaya Indonesia yang tersaji lewat pameran busana etnik dan kesenian dalam "Cilegon Ethnic Carnival".
Menurut Deborah, acara tersebut merupakan strategi yang sangat tepat untuk menarik kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri, terlebih didukung oleh letak Cilegon yang tidak terlalu jauh dari Jakarta.
"Cilegon Ethnic Festival 2017" yang diikuti belasan komunitas paguyuban etnis diantaranya Cilegon, Tapanuli, Lampung, Sunda, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Papua, Serang, Minang, dan Tionghoa, ditargetkan menarik 2.000 pengunjung dari dalam dan luar negeri.
Selain "Cilegon Ethnic Carnival", HUT ke-18 Kota Cilegon tahun ini juga dimeriahkan dengan kegiatan Sail Krakatau atau paket kunjungan wisata untuk menikmati keindahan Anak Gunung Krakatau langsung dari atas kapal pada 30 April mendatang.
Editor: Monalisa
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.