Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Besar Persatuan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (PB Perbasasi) periode 2017 sampai dengan 2021 ditentukan pada musyawarah nasional (munas) di Bali, 5 hingga 6 Mei.
"Hingga saat ini, persiapan munas on the track. Persiapan mulai penjaringan calon juga sudah dilakukan, tinggal tunggu pelaksanaannya saja," kata Ketua PB Perbasasi Syahrir Nawir ketika dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.
Sebelum pelaksanaan munas dengan agenda utama pemilihan ketua baru, kata dia, pihaknya terlebih dahulu akan memberikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) selama memimpin PB Perbasasi. Laporan ini merupakan hal yang harus dilakukan sebagai ketua umum.
"LPJ itu akan diterima atau tidak tergantung pada keputusan anggota dalam hal ini pengurus provinsi (pengprov). Yang jelas kami akan menyampaikannya pada munas nanti. Kami menegaskan bahwa munas di Bali adalah sah," kata pria yang saat ini menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif KOI itu.
Informasi yang didapat di lapangan, salinan LPJ seharusnya sudah diterima oleh pengprov 30 hari sebelum pelaksanaan munas. Hal ini dilakukan agar anggota bisa mempelajari LPJ yang bakal disampaikan oleh ketua sebelumnya yang saat ini memasuki purnatugas.
Dinamika yang terjadi sebelum munas ini juga dikomentari oleh salah satu calon ketua bernama Andhika Monoarfa. Pria yang juga seorang pemain hingga pernah menjadi manajer timnas ini mengaku pihaknya cukup khawatir dengan mekanisme pemilihan.
"Kami khawatir munas nanti dikatakan ilegal. Makanya, kami terus berusaha mencari penjelasan. Untuk masalah ini, keputusan memang berada di PB Perbasasi kepengurusan saat ini," katanya di sela pelaksanaan Golden Award SIWO PWI di Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (28/4) malam.
Meski demikian, Andhika mengaku tetap dalam keputusannya untuk bersaing menjadi Ketua Umum PB Perbasasi periode 2017 s.d. 2021. Apalagi, dirinya mengaku sudah banyak mendapatkan dukungan dari pemilik suara yang dinilai cukup solid untuk mendukungnya.
"Minimal dukungan adalah lima. Untuk dukungan yang saya terima, sudah lebih dari syarat yang ditetapkan. Dengan dukungan yang ada, saya optimistis PB Perbasasi yang baru nanti akan beda," kata anak mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa itu.
Andhika Monoarfa pada Munas PB Perbasasi di Bali nanti memang harus bekerja keras untuk mendapatkan dukungan dari 23 pemilik surat resmi karena harus bersaing dengan calon lain yang sudah memastikan diri maju dalam bursa, yaitu Ratna Yulita.
Ketua Dewan Pembina Pengprov Perbasasi Sumatera Selatan itu bahkan mengklaim sudah mendapatkan dukungan dari 17 pemilik suara. Dengan sama-sama mengklaim mendapatkan dukungan, Munas PB Perbasasi di Bali bakal berlangsung ketat.
(T.B016/D007)
"Hingga saat ini, persiapan munas on the track. Persiapan mulai penjaringan calon juga sudah dilakukan, tinggal tunggu pelaksanaannya saja," kata Ketua PB Perbasasi Syahrir Nawir ketika dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.
Sebelum pelaksanaan munas dengan agenda utama pemilihan ketua baru, kata dia, pihaknya terlebih dahulu akan memberikan laporan pertanggungjawaban (LPJ) selama memimpin PB Perbasasi. Laporan ini merupakan hal yang harus dilakukan sebagai ketua umum.
"LPJ itu akan diterima atau tidak tergantung pada keputusan anggota dalam hal ini pengurus provinsi (pengprov). Yang jelas kami akan menyampaikannya pada munas nanti. Kami menegaskan bahwa munas di Bali adalah sah," kata pria yang saat ini menjabat sebagai anggota Komite Eksekutif KOI itu.
Informasi yang didapat di lapangan, salinan LPJ seharusnya sudah diterima oleh pengprov 30 hari sebelum pelaksanaan munas. Hal ini dilakukan agar anggota bisa mempelajari LPJ yang bakal disampaikan oleh ketua sebelumnya yang saat ini memasuki purnatugas.
Dinamika yang terjadi sebelum munas ini juga dikomentari oleh salah satu calon ketua bernama Andhika Monoarfa. Pria yang juga seorang pemain hingga pernah menjadi manajer timnas ini mengaku pihaknya cukup khawatir dengan mekanisme pemilihan.
"Kami khawatir munas nanti dikatakan ilegal. Makanya, kami terus berusaha mencari penjelasan. Untuk masalah ini, keputusan memang berada di PB Perbasasi kepengurusan saat ini," katanya di sela pelaksanaan Golden Award SIWO PWI di Hotel Peninsula, Jakarta, Jumat (28/4) malam.
Meski demikian, Andhika mengaku tetap dalam keputusannya untuk bersaing menjadi Ketua Umum PB Perbasasi periode 2017 s.d. 2021. Apalagi, dirinya mengaku sudah banyak mendapatkan dukungan dari pemilik suara yang dinilai cukup solid untuk mendukungnya.
"Minimal dukungan adalah lima. Untuk dukungan yang saya terima, sudah lebih dari syarat yang ditetapkan. Dengan dukungan yang ada, saya optimistis PB Perbasasi yang baru nanti akan beda," kata anak mantan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa itu.
Andhika Monoarfa pada Munas PB Perbasasi di Bali nanti memang harus bekerja keras untuk mendapatkan dukungan dari 23 pemilik surat resmi karena harus bersaing dengan calon lain yang sudah memastikan diri maju dalam bursa, yaitu Ratna Yulita.
Ketua Dewan Pembina Pengprov Perbasasi Sumatera Selatan itu bahkan mengklaim sudah mendapatkan dukungan dari 17 pemilik suara. Dengan sama-sama mengklaim mendapatkan dukungan, Munas PB Perbasasi di Bali bakal berlangsung ketat.
(T.B016/D007)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.