Magelang (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau lokasi bencana banjir bandang di Desa Sambungrejo, Grabag, Kabupaten Magelang, yang mengakibatkan sejumlah korban jiwa.
Didampingi Bupati Magelang Zaenal Arifin, Gubernur Jateng juga meninjau posko bencana di Balai Desa Sambungrejo dan memberikan bantuan uang yang diterima bupati.
Ganjar meminta masyarakat yang tidak mempunyai kepentingan dalam pencarian korban menjauh dari lokasi pencarian korban karena cuacanya masih mengkhawatirkan.
"Mungkin mereka ingin berempati, ingin membantu tetapi saya khawatir cuacanya masih begini. Kalau banjirnya lebih besar lagi maka yang menonton ini bisa menjadi korban baru. Saya tidak ingin itu," katanya.
Ia meminta masyarakat yang menonton hanya melihat di belakang garis polisi. Di dalam dikosongkan agar tim gabungan bisa mencari korban secepatnya. Tim SAR sudah mendeteksi beberapa titik yang diduga terdapat korban kemudian digali.
Ia menuturkan sampai para penonton itu tidak boleh menjadi kendala dalam pencarian korban.
Meninggung soal relokasi warga yang tinggal di lokasi bencana tersebut, dia mengatakan soal relokasi bupati yang akan melakukan.
Ia mengatakan area ini memang bahaya, tetapi mereka sudah tinggal di sini. Penataan ruang harus berkompromi dengan mereka yang tinggal di sini.
"Kami tidak bisa mengusir begitu saja meskipun ini daerah bahaya. Tetapi kami coba tata, mendorong mereka supaya menjadi pelaku desa tangguh bencana. Meskipun mereka tidak pindah, mereka mengerti tanda-tanda bencana yang akan terjadi untuk menyelamatkan diri," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya masyarakat semakin sadar bahwa wilayah Jawa Tengah merupakan daerah "super market" bencana dan hal ini terbukti. Bencana selalu terjadi tanpa masyarakat pernah tahu, apalagi ini sudah mendekati musim kemarau tetapi hujan masih luar biasa dan hampir merata di seluruh Jawa Tengah.
Ia menyampaikan kemarin curah hujan tinggi sekali dan hal itu berbahaya terutama untuk daerah seperti lereng bukit.
"Jateng bukan rawan bencana lagi, tetapi supermarket bencana. Namun Tuhan memberikan tempat yang bagus, jadi manusia diminta untuk mengelola dengan baik. Kalau ada bencana letusan gunung berapi pada saat yang sama ada kesuburan tanah, pada saat banyak daerah yang longsor terjadi evolusi di bumi. Tugas kita adalah membenahi tata ruang agar masyarakat bisa tinggal di tempat yang aman," katanya.
Didampingi Bupati Magelang Zaenal Arifin, Gubernur Jateng juga meninjau posko bencana di Balai Desa Sambungrejo dan memberikan bantuan uang yang diterima bupati.
Ganjar meminta masyarakat yang tidak mempunyai kepentingan dalam pencarian korban menjauh dari lokasi pencarian korban karena cuacanya masih mengkhawatirkan.
"Mungkin mereka ingin berempati, ingin membantu tetapi saya khawatir cuacanya masih begini. Kalau banjirnya lebih besar lagi maka yang menonton ini bisa menjadi korban baru. Saya tidak ingin itu," katanya.
Ia meminta masyarakat yang menonton hanya melihat di belakang garis polisi. Di dalam dikosongkan agar tim gabungan bisa mencari korban secepatnya. Tim SAR sudah mendeteksi beberapa titik yang diduga terdapat korban kemudian digali.
Ia menuturkan sampai para penonton itu tidak boleh menjadi kendala dalam pencarian korban.
Meninggung soal relokasi warga yang tinggal di lokasi bencana tersebut, dia mengatakan soal relokasi bupati yang akan melakukan.
Ia mengatakan area ini memang bahaya, tetapi mereka sudah tinggal di sini. Penataan ruang harus berkompromi dengan mereka yang tinggal di sini.
"Kami tidak bisa mengusir begitu saja meskipun ini daerah bahaya. Tetapi kami coba tata, mendorong mereka supaya menjadi pelaku desa tangguh bencana. Meskipun mereka tidak pindah, mereka mengerti tanda-tanda bencana yang akan terjadi untuk menyelamatkan diri," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya masyarakat semakin sadar bahwa wilayah Jawa Tengah merupakan daerah "super market" bencana dan hal ini terbukti. Bencana selalu terjadi tanpa masyarakat pernah tahu, apalagi ini sudah mendekati musim kemarau tetapi hujan masih luar biasa dan hampir merata di seluruh Jawa Tengah.
Ia menyampaikan kemarin curah hujan tinggi sekali dan hal itu berbahaya terutama untuk daerah seperti lereng bukit.
"Jateng bukan rawan bencana lagi, tetapi supermarket bencana. Namun Tuhan memberikan tempat yang bagus, jadi manusia diminta untuk mengelola dengan baik. Kalau ada bencana letusan gunung berapi pada saat yang sama ada kesuburan tanah, pada saat banyak daerah yang longsor terjadi evolusi di bumi. Tugas kita adalah membenahi tata ruang agar masyarakat bisa tinggal di tempat yang aman," katanya.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.