....Produksi padi jenis Inpari 33 dengan teknologi `Jajar Legowo Super` ternyata bisa meningkatkan produktivitas."
Batang (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo melakukan panen raya padi metode pertanian "Jajar Legowo Super" di Kelurahan Kesepuhan Kecamatan Batang, Rabu.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Batang, Rabu, mengatakan bahwa dengan melalui komunikasi dan koordinasi yang baik untuk berdiskusi antara penyuluh pertanian dan petani maka bisa dihasilkan peningkatan produksi pertanian.
"Kita bisa bareng duduk bersama mengobrol atau berdiskusi untuk meningkatkan produksi. Produksi padi jenis Inpari 33 dengan teknologi Jajar Legowo Super ternyata bisa meningkatkan produktivitas," katanya.
Ia mengatakan dengan metode tanam padi "Jarwo" yang mampu menghasilkan panen mencapai 9,8 ton padi per hektare gabah kering giling (GKG) maka hal itu bisa direkomendasikan kepada para petani.
"Tentunya, hal itu menjadi tugas kita mentransformasikan memberikan pemahaman informasi tentang teknologi Jarwo Super" pada petani agar mereka mau menggunakan metode tersebut," katanya.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPIP) Jateng, Harwanto mengatakan BPIP mempunyai tugas mendorong dan mendukung pertanian yang bersinergi dengan dinas pertanian, BPS, Bulog untuk meningkatkan produktivitas padi sehingga dapat terwujud swasembada pangan.
"Kita punya teknologi dalam rangka menuju swasembada pangan atau menuju lumbung pangan dunia sesuai visinya Presiden Jokowi. Metode teknologi Jajar Legowo" sudah digunakan pada lahan pertanian seluas 1.030 hektare yang tersebar di delapan kabupaten, salah satunya Batang," katanya.
Delapan kabupaten yang sudah menggunakan metode teknologi "Jajar Legowo" itu, adalah Karanganyar, Sukoharjo, Pati, Sragen, Klaten, Brebes, Pemalang dan Batang.
"Panen di wilayah Kabupaten Batang merupakan rangkaian panen raya tarakhir dengan menggunakan teknologi Jajajar Legowo. Batang mempunyai potensi hasil panen 9,8 ton padi per hektare dibanding sebelumnya 6,6 ton per hektare. Ini artinya merode Jarwo mempunyai nilai keunggulan 50 persen lebih tinggi di banding varietas yang ditanam oleh petani," katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Batang, Rabu, mengatakan bahwa dengan melalui komunikasi dan koordinasi yang baik untuk berdiskusi antara penyuluh pertanian dan petani maka bisa dihasilkan peningkatan produksi pertanian.
"Kita bisa bareng duduk bersama mengobrol atau berdiskusi untuk meningkatkan produksi. Produksi padi jenis Inpari 33 dengan teknologi Jajar Legowo Super ternyata bisa meningkatkan produktivitas," katanya.
Ia mengatakan dengan metode tanam padi "Jarwo" yang mampu menghasilkan panen mencapai 9,8 ton padi per hektare gabah kering giling (GKG) maka hal itu bisa direkomendasikan kepada para petani.
"Tentunya, hal itu menjadi tugas kita mentransformasikan memberikan pemahaman informasi tentang teknologi Jarwo Super" pada petani agar mereka mau menggunakan metode tersebut," katanya.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPIP) Jateng, Harwanto mengatakan BPIP mempunyai tugas mendorong dan mendukung pertanian yang bersinergi dengan dinas pertanian, BPS, Bulog untuk meningkatkan produktivitas padi sehingga dapat terwujud swasembada pangan.
"Kita punya teknologi dalam rangka menuju swasembada pangan atau menuju lumbung pangan dunia sesuai visinya Presiden Jokowi. Metode teknologi Jajar Legowo" sudah digunakan pada lahan pertanian seluas 1.030 hektare yang tersebar di delapan kabupaten, salah satunya Batang," katanya.
Delapan kabupaten yang sudah menggunakan metode teknologi "Jajar Legowo" itu, adalah Karanganyar, Sukoharjo, Pati, Sragen, Klaten, Brebes, Pemalang dan Batang.
"Panen di wilayah Kabupaten Batang merupakan rangkaian panen raya tarakhir dengan menggunakan teknologi Jajajar Legowo. Batang mempunyai potensi hasil panen 9,8 ton padi per hektare dibanding sebelumnya 6,6 ton per hektare. Ini artinya merode Jarwo mempunyai nilai keunggulan 50 persen lebih tinggi di banding varietas yang ditanam oleh petani," katanya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.