Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi meluncurkan program Bantuan Kemanusiaan untuk Komunitas yang Berkelanjutan (HASCO) yang diprakarsai Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) untuk masyarakat negara bagian Rakhine di mana kebanyakan minoritas Rohingya berdomisili.
Bantuan kemanusiaan sejumlah 2 juta dolar AS yang berasal dari donasi masyarakat Indonesia ini akan disalurkan dalam program-program sosial selama dua tahun dengan empat fokus yakni pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan pemulihan pascakonflik.
"Kami harapkan bantuan ini dapat berjalan secara berkelanjutan, inklusif, dan dapat memberikan pemberdayaan kepada masyarakat di Rakhine State," ujar Retno dalam peluncuran program HASCO di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis.
Bantuan kemanusiaan sejumlah 2 juta dolar AS yang berasal dari donasi masyarakat Indonesia ini akan disalurkan dalam program-program sosial selama dua tahun dengan empat fokus yakni pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan pemulihan pascakonflik.
"Kami harapkan bantuan ini dapat berjalan secara berkelanjutan, inklusif, dan dapat memberikan pemberdayaan kepada masyarakat di Rakhine State," ujar Retno dalam peluncuran program HASCO di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis.
Bantuan kemanusiaan yang dikumpulkan oleh 11 organisasi sosial kemasyarakatan anggota AKIM menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat sebagai bentuk kepedulian Indonesia terhadap situasi kemanusiaan di Myanmar.
"Yang lebih membahagiakan bahwa sinergi antara pemerintah dengan LSM dan masyarakat ini tidak menggunakan basis agama tertentu. Selain LSM kemanusiaan Islam, banyak juga bantuan yang kami peroleh dari umat agama lain," tutur dia.
Ketua Pelaksana AKIM Muhamad Ali Yusuf menjelaskan bahwa dia telah bekerja sama dengan otoritas di Rakhine untuk mengurus izin akses pemberian bantuan, sementara untuk pelaksanaan program akan dibantu oleh LSM setempat.
"Program bantuan ini sifatnya inklusif dan menyasar seluruh masyarakat di Rakhine tanpa melihat latar belakang suku atau agamanya," kata Ali.
Bantuan kemanusiaan dari AKIM akan menambah kontribusi yang telah dilakukan Indonesia dalam membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi, stabilitas keamanan, dan kehidupan yang harmonis di antara masyarakat yang hidup dan tinggal di Rakhine.
Hingga saat ini, Indonesia telah membangun empat sekolah senilai 1 juta dolar AS untuk komunitas muslim dan Buddha di Rakhineyang diresmikan pada 2014, menyalurkan 10 kontainer makanan dan pakaian yang diluncurkan oleh Presiden RI pada Desember 2016, serta dua sekolah di Sittwe, Rakhine, yang diresmikan pada Januari 2017.
Indonesia juga akan membangun sebuah rumah sakit di Rakhine yang diinisiasi oleh Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), dan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.
Menurut Menlu, proses perizinan dan rancang bangun rumah sakit Indonesia itu telah rampung sehingga proses pembangunannya segera dilaksanakan pada Oktober 2017.
"Untuk proses pembangunan kita melibatkan sepenuhnya perusahaan dan masyarakat setempat karena dengan itulah kita dapat menggerakkan perekonomian di Rakhine State," kata Retno.
"Yang lebih membahagiakan bahwa sinergi antara pemerintah dengan LSM dan masyarakat ini tidak menggunakan basis agama tertentu. Selain LSM kemanusiaan Islam, banyak juga bantuan yang kami peroleh dari umat agama lain," tutur dia.
Ketua Pelaksana AKIM Muhamad Ali Yusuf menjelaskan bahwa dia telah bekerja sama dengan otoritas di Rakhine untuk mengurus izin akses pemberian bantuan, sementara untuk pelaksanaan program akan dibantu oleh LSM setempat.
"Program bantuan ini sifatnya inklusif dan menyasar seluruh masyarakat di Rakhine tanpa melihat latar belakang suku atau agamanya," kata Ali.
Bantuan kemanusiaan dari AKIM akan menambah kontribusi yang telah dilakukan Indonesia dalam membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi, stabilitas keamanan, dan kehidupan yang harmonis di antara masyarakat yang hidup dan tinggal di Rakhine.
Hingga saat ini, Indonesia telah membangun empat sekolah senilai 1 juta dolar AS untuk komunitas muslim dan Buddha di Rakhineyang diresmikan pada 2014, menyalurkan 10 kontainer makanan dan pakaian yang diluncurkan oleh Presiden RI pada Desember 2016, serta dua sekolah di Sittwe, Rakhine, yang diresmikan pada Januari 2017.
Indonesia juga akan membangun sebuah rumah sakit di Rakhine yang diinisiasi oleh Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), dan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.
Menurut Menlu, proses perizinan dan rancang bangun rumah sakit Indonesia itu telah rampung sehingga proses pembangunannya segera dilaksanakan pada Oktober 2017.
"Untuk proses pembangunan kita melibatkan sepenuhnya perusahaan dan masyarakat setempat karena dengan itulah kita dapat menggerakkan perekonomian di Rakhine State," kata Retno.
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.