Selain dari kunjungan Raja Salman, hal ini juga ditunjukan dari beberapa hal, yakni rencana investasi dan pengembangan bisnis yang dilakukan salah satu perusahaan asal Arab Saudi bernama Mohammed Bawazir for Trading Co Ltd (MBT).

"Mereka ingin agar Indonesia lebih terbuka dan aturannya dipermudah untuk pebisnis Arab Saudi. Hal ibu menunjukkan bahwa Saudi sudah mulai menjadikan Indonesia mitra mereka," kata Arlinda usai bertemu jajaran direksi MBT di Jeddah, Kamis.

Arlinda menilai, perusahaan asal Saudi yang telah meraih dua penghargaan Primaduta ini terhitung sebagai pembeli loyal produk makanan dan minuman asal Indonesia.
MBT, lanjutnya, telah menjajaki kemitraan bisnis dengan produsen makanan dan minuman Mayora untuk mengimpor produk-produk yang dihasilkan.
Nilai transaksinyapun meningkat tajam, di mana pada tahun lalu, MBT membelanjakan uangnya sebesar 20 juta dolar AS di Indonesia, dan tahun ini transaksi yang dibukukan mencapai 66 juta dolar AS.


Adapun beberapa produk yang mereka impor dari Indonesia yakni Torabika, Sari Gandum, Malkist, Bakmie Mewah, Kopiko 78, dan Danish.
"Mereka saat ini masih mencari-cari mitra lain, dan Indonesia menjadi negara mitra penting karena dari sisi religi memiliki kesamaan dengan Arab Saudi, kemudian mereka juga merasa memiliki ikatan dengan Indonesia, karena paman dan banyak keluarga mereka di sana," papar Arlinda.

Arlinda menambahkan, MBT juga akan mengembangkan sayap bisnisnya di Indonesia dalam waktu dekat, di mana mereka tengah membidik beberapa sektor, termasuk pengalengan ikan dan pariwisata.

Untuk itu, lanjut Arlinda, Kemendag akan memberikan dukungan agar kemitraan bisnis dan ekonomi dengan MBT terjalin semakin dekat.
Pewarta: 
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2018