Manokwari (ANTARA News) - Sedikitnya 2.000 peserta akan ikut dalam aksi Nusantara Bersatu di Manokwari, Papua Barat, Rabu (30/11).
Komandan Distrik Militer 1703 Manokwari Letkol Inf Andy Parulian Simanjuntak di Manokwari, Senin, mengatakan, aksi ini melibatkan seluruh elemen dari pelajar, mahasiswa, pemuda, masyarakat, pegawai negeri, anggota TNI/Polri hingga pelaku usaha.
Terkait aksi tersebut, digelar tatap muka bersama para unsur pimpinan daerah Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat, tokoh agama, tokoh adat, perbankan dan swasta serta beberapa pemangku kepentingan lainya.
Pertemuan tersebut, kata Dandim, membahas tentang isu global, isu nasional serta isu terkini yang terjadi di daerah. Pertemuan itu pun membahas tentang persiapan teknis mengenai aksi tersebut.
Pada kesempatan tersebut Parulian mengajak seluruh pihak menyadari ancaman global terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dandim menuturkan penduduk bumi akan terus meningkat dan berdampak pada meningkatnya jumlah konsumsi energi dan kebutuhan hidup lainya. Indonesia yang subur dan kaya akan sumber daya energi dan mineral akan manjadi target ekspansi negara lain.
Ia berpandangan bahwa berbagai ancaman harus diantisipasi sejak dini, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Peran seluruh elemen sangat diharapkan untuk menjaga keutuhan NKRI.
Baginya, ancaman sudah semakin nyata, seperti ancaman terorisme, narkoba dan beberapa konflik yang silih berganti. Semua pihak harus segera sadar dan bangkit untuk menjaga keutuhan negeri ini.
Indonesia, lanjutnya adalah negara majemuk. Orang dari berbagai suku, ras dan agama hidup dinegeri ini. Manokwari, tak terlepas dari persoalan yang harus mendapat perhatian serius.
Dia mengatakan, aksi Nusantara Satu 30 November dilaksanakan secara serentak di seluruh daerah Indonesia. Aksi akan dibuka dengan apel di Lapangan Borarsi Manokwari, lalu dilanjutkan dengan pawai budaya dengan berjalan kaki, orasi kebangsaan dan ditutup dengan doa serentak lima agama di daerah ini.
"Ini bukan kegiatan Kodim, tapi kegiatan kita bersama dan untuk kita bersama. Kita ingin Manokwari aman dan damai, sehingga seluruh aktivitas masyarakat dan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah berjalan lancar," katanya.
Komandan Distrik Militer 1703 Manokwari Letkol Inf Andy Parulian Simanjuntak di Manokwari, Senin, mengatakan, aksi ini melibatkan seluruh elemen dari pelajar, mahasiswa, pemuda, masyarakat, pegawai negeri, anggota TNI/Polri hingga pelaku usaha.
Terkait aksi tersebut, digelar tatap muka bersama para unsur pimpinan daerah Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat, tokoh agama, tokoh adat, perbankan dan swasta serta beberapa pemangku kepentingan lainya.
Pertemuan tersebut, kata Dandim, membahas tentang isu global, isu nasional serta isu terkini yang terjadi di daerah. Pertemuan itu pun membahas tentang persiapan teknis mengenai aksi tersebut.
Pada kesempatan tersebut Parulian mengajak seluruh pihak menyadari ancaman global terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dandim menuturkan penduduk bumi akan terus meningkat dan berdampak pada meningkatnya jumlah konsumsi energi dan kebutuhan hidup lainya. Indonesia yang subur dan kaya akan sumber daya energi dan mineral akan manjadi target ekspansi negara lain.
Ia berpandangan bahwa berbagai ancaman harus diantisipasi sejak dini, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Peran seluruh elemen sangat diharapkan untuk menjaga keutuhan NKRI.
Baginya, ancaman sudah semakin nyata, seperti ancaman terorisme, narkoba dan beberapa konflik yang silih berganti. Semua pihak harus segera sadar dan bangkit untuk menjaga keutuhan negeri ini.
Indonesia, lanjutnya adalah negara majemuk. Orang dari berbagai suku, ras dan agama hidup dinegeri ini. Manokwari, tak terlepas dari persoalan yang harus mendapat perhatian serius.
Dia mengatakan, aksi Nusantara Satu 30 November dilaksanakan secara serentak di seluruh daerah Indonesia. Aksi akan dibuka dengan apel di Lapangan Borarsi Manokwari, lalu dilanjutkan dengan pawai budaya dengan berjalan kaki, orasi kebangsaan dan ditutup dengan doa serentak lima agama di daerah ini.
"Ini bukan kegiatan Kodim, tapi kegiatan kita bersama dan untuk kita bersama. Kita ingin Manokwari aman dan damai, sehingga seluruh aktivitas masyarakat dan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah berjalan lancar," katanya.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.