Kesepakatan sudah ada, dan tahun 2017 sudah bisa jalan"
Palembang (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) akan segera memperluas layanannya, di antaranya siap melayani angkutan batubara untuk enam perusahaan pertambangan di Sumatera Bagian Selatan dijadwalkan dimulai 2017.
Kepala Bidang Humas PT KAI Divre III Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Aida Suryati di Palembang, Senin, mengatakan kerja sama itu sudah dijajaki dan telah memasuki proses legal untuk mengukuhkan komitmen bersama.
"Kesepakatan sudah ada, dan tahun 2017 sudah bisa jalan," kata Aidah.
Meski belum berani menyebutkan nama perusahaannya lantaran belum lahirnya dokumen resmi, tapi Aidah menginformasikan bahwa enam perusahaan itu beroperasi di Lahat.
Ketertarikan keenam perusahaan itu memanfaatkan angkutan kereta api karena dianggap lebih efisien mengingat berdaya angkut lebih besar dibandingkan menggunakan truk.
Selain itu, perusahaan juga bermaksud mengurangi kemacetan lalu lintas karena selama ini masih memanfaatkan jalan negara yang terakses bersama dengan masyarakat.
Bagi PT KAI, permintaan perusahaan batu bara itu bukan persoalan karena wilayah Divre III memiliki fasilitas bongkar-muat yang memadai dan dapat terintegrasi dengan moda angkutan lanjutan lainnya.
Sebenarnya, PT KAI sejak lama berminat mewadahi perusahaan swasta batubara, namun keinginan sulit terwujud karena perusahaan masih memandang transportasi darat menggunakan truk lebih unggul dibandingkan kereta api.
Tapi, sejak terjadi penurunan harga batu bara di pasar internasional membuat perusahaan swasta harus memilih moda transportasi paling efisien.
Selama ini, PT KAI hanya bekerja sama dengan PT Bukit Asam dengan menyediakan track khusus Tanjung Enim-Tarahan (Lampung) dan Tajung Enim-Kertapati (Palembang).
Dengan adanya kerja sama itu, PT KAI akan membuka trayek khusus dari Lahat menuju Kertapati yang sejatinya sudah ada.
"Tidak ada penambahan gerbang, atau jalur khusus, hanya pemanfaatan saja ditambah. Jika sebelumnya hanya untuk mengangkut orang dan barang jenis lain, tapi kini sudah bawa batubara juga," kata dia.
Keinginan kuat PT KAI mengembangkan sektor angkutan batubara itu sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2016.
Dua perusahaan batubara di Lahat sudah mulai bekerja sama, salah satunya PT Gumay Prima Energi (PGE) yang merupakan anak usaha dari PT Royaltama Mulya Kencana (RMK).
PT KAI mengangkut batubara GPE sebanyak 3 juta ton per tahun dari Sukacinta, Kabupaten Lahat ke Stasiun Simpang, Kabupaten Ogan Ilir sepanjang 180 kilometer.
"Kesepakatan sudah ada, dan tahun 2017 sudah bisa jalan," kata Aidah.
Meski belum berani menyebutkan nama perusahaannya lantaran belum lahirnya dokumen resmi, tapi Aidah menginformasikan bahwa enam perusahaan itu beroperasi di Lahat.
Ketertarikan keenam perusahaan itu memanfaatkan angkutan kereta api karena dianggap lebih efisien mengingat berdaya angkut lebih besar dibandingkan menggunakan truk.
Selain itu, perusahaan juga bermaksud mengurangi kemacetan lalu lintas karena selama ini masih memanfaatkan jalan negara yang terakses bersama dengan masyarakat.
Bagi PT KAI, permintaan perusahaan batu bara itu bukan persoalan karena wilayah Divre III memiliki fasilitas bongkar-muat yang memadai dan dapat terintegrasi dengan moda angkutan lanjutan lainnya.
Sebenarnya, PT KAI sejak lama berminat mewadahi perusahaan swasta batubara, namun keinginan sulit terwujud karena perusahaan masih memandang transportasi darat menggunakan truk lebih unggul dibandingkan kereta api.
Tapi, sejak terjadi penurunan harga batu bara di pasar internasional membuat perusahaan swasta harus memilih moda transportasi paling efisien.
Selama ini, PT KAI hanya bekerja sama dengan PT Bukit Asam dengan menyediakan track khusus Tanjung Enim-Tarahan (Lampung) dan Tajung Enim-Kertapati (Palembang).
Dengan adanya kerja sama itu, PT KAI akan membuka trayek khusus dari Lahat menuju Kertapati yang sejatinya sudah ada.
"Tidak ada penambahan gerbang, atau jalur khusus, hanya pemanfaatan saja ditambah. Jika sebelumnya hanya untuk mengangkut orang dan barang jenis lain, tapi kini sudah bawa batubara juga," kata dia.
Keinginan kuat PT KAI mengembangkan sektor angkutan batubara itu sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2016.
Dua perusahaan batubara di Lahat sudah mulai bekerja sama, salah satunya PT Gumay Prima Energi (PGE) yang merupakan anak usaha dari PT Royaltama Mulya Kencana (RMK).
PT KAI mengangkut batubara GPE sebanyak 3 juta ton per tahun dari Sukacinta, Kabupaten Lahat ke Stasiun Simpang, Kabupaten Ogan Ilir sepanjang 180 kilometer.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.