Pelayanan itu harus disertai perencanaan aksi-aksi detil berkaitan apa yang sudah kita hadapi, pasti ada hari-hari puncak saya minta KAI mempersiapkan semaksimal mungkin kapasitas yang ada
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta PT Kereta Api Indonesia untuk mengantisipasi puncak Natal dan Tahun Baru 2019.
"Pelayanan itu harus disertai perencanaan aksi-aksi detil berkaitan apa yang sudah kita hadapi, pasti ada hari-hari puncak saya minta KAI mempersiapkan semaksimal mungkin kapasitas yang ada," kata Menhub usai memimpin Apel Gelar Pasukan Persiapan Natal dan Tahun Baru di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu.
Selain itu, Budi mengingatkan untuk memperketat pengamanan baik di stasiun maupun di perjalanan, salah satunya dengan berkoordinasi dengan TNI/Polri.
"Saya memang secara khusus meminta KA berkordinasi dengan TNI/Polri berkaitan dengan keamanan-keamanan baik di stasiun maupun perjalanan," katanya.
Adapun, terkait antisipasi daerah rawan bencana, seperti longsor di musim hujan serta lintasam sebidang.
"Di mana ada suatu pergerakan lebih dari biasanya, butuh satu perhatian Daop secara khusus Pemda dan Polisi setempat. Kemudian, tidak kalah penting masa libur banyak kemungkinan terjadi longsor, untuk itu persiapan-persiapan teknis mempersiapkan orang dan koordinasi berjalan dengan baik saya meyakini KAI dapat melakukan," katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan pihaknya sudah siap menghadapi masa angkutan Natal dan Tahun Baru yang diprediksi ada kenaikan penumpang selama empat persen dari 5,1 juta penumpang menjadi 5,3 juta penumpang.
"Yang pasti ada penambahan kursi, per hari tiket yang sudah terjual yaitu 67 persen," katanya.
Menghadapi angkutan Natal dan Tahun Baru 2018/2019, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menetapkan angkutan Natal dan Tahun Baru 2018/2019 selama 18 hari, yakni dari 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019. Adapun puncak arus mudik melalui KAI yaitu diproyeksikan pada 22-23 Desember 2018.
Dari aspek sarana KA, tahun ini KAI menyiagakan 444 unit lokomotif dan satu unit lokomotif cadangan, serta 1.637 unit kereta dan 218 unit kereta cadangan.
Sementara untuk jumlah KA, tahun ini KAI menyiapkan 346 perjalanan KA reguler serta 48 perjalanan KA tambahan untuk melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa KA pada masa liburan akhir tahun kali ini.
Sehingga total jumlah KA yang siap melayani masyarakat pada masa angkutan Nataru kali ini adalah 394 perjalanan KA.
Jumlah ini meningkat lima persen dibanding masa angkutan Nataru tahun lalu, yakni sebesar 375 perjalanan KA (335 KA reguler dan 40 KA tambahan).
KAI mendeteksi sebanyak 305 titik rawan berupa banjir, longsor, dan amblas di sepanjang jalur KA di Jawa-Sumatera.
Untuk itu, KAI menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel, dsb di titik-titik yang telah ditentukan.
Selain itu, KAI juga menyiagakan tenaga flying gank, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PJL) Ekstra, dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatera untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH) yang menghambat perjalanan KA. Total sebanyak 1.423 petugas disiagakan dengan rincian 415 personel PPJ Ekstra, 867 personel PJL Ekstra, dan 141 personel posko daerah rawan.
KAI juga menyiapkan 6.172 personel pengaman yang terdiri dari 1.332 personel Polsuska, 3.876 "personel security", dan bantuan eksternal dari TNI/Polri sebanyak 950 personel termasuk K-9. Personel pengaman tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA dan obyek-obyek penting lainnya seperti dipo lokomotif dan kereta.
Baca juga: Dirut KAI pastikan kelancaran angkutan Natal-Tahun Baru
"Pelayanan itu harus disertai perencanaan aksi-aksi detil berkaitan apa yang sudah kita hadapi, pasti ada hari-hari puncak saya minta KAI mempersiapkan semaksimal mungkin kapasitas yang ada," kata Menhub usai memimpin Apel Gelar Pasukan Persiapan Natal dan Tahun Baru di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu.
Selain itu, Budi mengingatkan untuk memperketat pengamanan baik di stasiun maupun di perjalanan, salah satunya dengan berkoordinasi dengan TNI/Polri.
"Saya memang secara khusus meminta KA berkordinasi dengan TNI/Polri berkaitan dengan keamanan-keamanan baik di stasiun maupun perjalanan," katanya.
Adapun, terkait antisipasi daerah rawan bencana, seperti longsor di musim hujan serta lintasam sebidang.
"Di mana ada suatu pergerakan lebih dari biasanya, butuh satu perhatian Daop secara khusus Pemda dan Polisi setempat. Kemudian, tidak kalah penting masa libur banyak kemungkinan terjadi longsor, untuk itu persiapan-persiapan teknis mempersiapkan orang dan koordinasi berjalan dengan baik saya meyakini KAI dapat melakukan," katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan pihaknya sudah siap menghadapi masa angkutan Natal dan Tahun Baru yang diprediksi ada kenaikan penumpang selama empat persen dari 5,1 juta penumpang menjadi 5,3 juta penumpang.
"Yang pasti ada penambahan kursi, per hari tiket yang sudah terjual yaitu 67 persen," katanya.
Menghadapi angkutan Natal dan Tahun Baru 2018/2019, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menetapkan angkutan Natal dan Tahun Baru 2018/2019 selama 18 hari, yakni dari 20 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019. Adapun puncak arus mudik melalui KAI yaitu diproyeksikan pada 22-23 Desember 2018.
Dari aspek sarana KA, tahun ini KAI menyiagakan 444 unit lokomotif dan satu unit lokomotif cadangan, serta 1.637 unit kereta dan 218 unit kereta cadangan.
Sementara untuk jumlah KA, tahun ini KAI menyiapkan 346 perjalanan KA reguler serta 48 perjalanan KA tambahan untuk melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa KA pada masa liburan akhir tahun kali ini.
Sehingga total jumlah KA yang siap melayani masyarakat pada masa angkutan Nataru kali ini adalah 394 perjalanan KA.
Jumlah ini meningkat lima persen dibanding masa angkutan Nataru tahun lalu, yakni sebesar 375 perjalanan KA (335 KA reguler dan 40 KA tambahan).
KAI mendeteksi sebanyak 305 titik rawan berupa banjir, longsor, dan amblas di sepanjang jalur KA di Jawa-Sumatera.
Untuk itu, KAI menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel, dsb di titik-titik yang telah ditentukan.
Selain itu, KAI juga menyiagakan tenaga flying gank, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PJL) Ekstra, dan petugas posko daerah rawan di sepanjang lintas KA Jawa dan Sumatera untuk memantau apabila terjadi rintang jalan atau peristiwa luar biasa (PLH) yang menghambat perjalanan KA. Total sebanyak 1.423 petugas disiagakan dengan rincian 415 personel PPJ Ekstra, 867 personel PJL Ekstra, dan 141 personel posko daerah rawan.
KAI juga menyiapkan 6.172 personel pengaman yang terdiri dari 1.332 personel Polsuska, 3.876 "personel security", dan bantuan eksternal dari TNI/Polri sebanyak 950 personel termasuk K-9. Personel pengaman tersebut akan melakukan pengamanan di atas KA, stasiun, maupun secara mobile melakukan patroli di jalur KA dan obyek-obyek penting lainnya seperti dipo lokomotif dan kereta.
Baca juga: Dirut KAI pastikan kelancaran angkutan Natal-Tahun Baru
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.