Merapi itu sudah rutin, empat tahun sekali punya aktivitas karena Merapi itu salah satu gunung teraktif di dunia
Yogyakarta, (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat Yogyakarta tidak takut terhadap perkembangan aktivitas Gunung Merapi saat ini.
"Kalau takut ya keluar saja dari Yogyakarta. Saya kira Merapi tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan sehingga masyarakat itu ada rasa was-was, panik, dan sebagainya, jangan," kata Sultan di Kompleks Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Sultan berharap masyarakat Yogyakarta bisa ikhlas menerima kondisi Gunung Merapi, karena sebagai salah satu gunung teraktif di dunia, wajar saja jika Merapi kembali beraktivitas seperti saat ini.
"Merapi itu sudah rutin, empat tahun sekali punya aktivitas karena Merapi itu salah satu gunung teraktif di dunia," kata dia.
Oleh sebab itu, kata Sultan, begitu Gunung Merapi beraktivitas, masyarakat tinggal melakukan upaya antisipasi dan membangun kewaspadaan saja apabila sewaktu-waktu terjadi letusan.
"Karena letusan lava itu hanya mengalir ke bawah, ya bagaimana yang dekat dengan Merapi di lereng Merapi mewaspadai," kata Raja Keraton Ngayogyakarta ini.
Sultan meyakini masyarakat di kawasan lereng Gunung Merapi telah memiliki kesiapsiagaan. Saat Gunung Merapi mengalami erupsi dan kondisi dirasa berbahaya mereka bisa bergegas pergi mengungsi.
"Kalau mereka (masyarakat di lereng Merapi) sudah siap `wong`... barangnya tidak pernah dimasukkan lemari, semua dimasukkan dalam koper. Jadi mereka sebetulnya tidak mempersoalkan," kata dia.
Pada Minggu (16/12) malam pukul 19.00 WIB Gunung Merapi meluncurkan lava pijar sejauh 300 meter ke arah hulu Kali Gendol dengan intensitas guguran yang masih rendah.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida di Yogyakarta, Senin, mengatakan guguran itu masih berpotensi muncul selama masih ada pertumbuhan kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu.
"Selama kubah lava masih tumbuh, guguran masih akan terjadi," kata Hanik.
Kendati terjadi guguran lava, ia meminta agar masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi, khususnya yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa dengan terus mengikuti perkembangan informasi dari BPPTKG.
Berdasarkan Laporan Aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 7-13 Desember yang dirilis BPPTKG, menyebutkan bahwa kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah. Volume kubah lava per 13 Desember 2018 sebesar 350.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 meter kubik per hari.
Baca juga: Sultan HB X: Masyarakat Yogyakarta sudah pengalaman hadapi Gunung Merapi
Baca juga: Sultan HB X berharap wisatawan tidak khawatir kondisi Merapi
Baca juga: ACT-MRI Yogyakarta ajak Sleman bersinergi antisipasi Gunung Merapi
"Kalau takut ya keluar saja dari Yogyakarta. Saya kira Merapi tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang membahayakan sehingga masyarakat itu ada rasa was-was, panik, dan sebagainya, jangan," kata Sultan di Kompleks Kantor Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Sultan berharap masyarakat Yogyakarta bisa ikhlas menerima kondisi Gunung Merapi, karena sebagai salah satu gunung teraktif di dunia, wajar saja jika Merapi kembali beraktivitas seperti saat ini.
"Merapi itu sudah rutin, empat tahun sekali punya aktivitas karena Merapi itu salah satu gunung teraktif di dunia," kata dia.
Oleh sebab itu, kata Sultan, begitu Gunung Merapi beraktivitas, masyarakat tinggal melakukan upaya antisipasi dan membangun kewaspadaan saja apabila sewaktu-waktu terjadi letusan.
"Karena letusan lava itu hanya mengalir ke bawah, ya bagaimana yang dekat dengan Merapi di lereng Merapi mewaspadai," kata Raja Keraton Ngayogyakarta ini.
Sultan meyakini masyarakat di kawasan lereng Gunung Merapi telah memiliki kesiapsiagaan. Saat Gunung Merapi mengalami erupsi dan kondisi dirasa berbahaya mereka bisa bergegas pergi mengungsi.
"Kalau mereka (masyarakat di lereng Merapi) sudah siap `wong`... barangnya tidak pernah dimasukkan lemari, semua dimasukkan dalam koper. Jadi mereka sebetulnya tidak mempersoalkan," kata dia.
Pada Minggu (16/12) malam pukul 19.00 WIB Gunung Merapi meluncurkan lava pijar sejauh 300 meter ke arah hulu Kali Gendol dengan intensitas guguran yang masih rendah.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida di Yogyakarta, Senin, mengatakan guguran itu masih berpotensi muncul selama masih ada pertumbuhan kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu.
"Selama kubah lava masih tumbuh, guguran masih akan terjadi," kata Hanik.
Kendati terjadi guguran lava, ia meminta agar masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi, khususnya yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa dengan terus mengikuti perkembangan informasi dari BPPTKG.
Berdasarkan Laporan Aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan 7-13 Desember yang dirilis BPPTKG, menyebutkan bahwa kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah. Volume kubah lava per 13 Desember 2018 sebesar 350.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.200 meter kubik per hari.
Baca juga: Sultan HB X: Masyarakat Yogyakarta sudah pengalaman hadapi Gunung Merapi
Baca juga: Sultan HB X berharap wisatawan tidak khawatir kondisi Merapi
Baca juga: ACT-MRI Yogyakarta ajak Sleman bersinergi antisipasi Gunung Merapi
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.