Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 11 poin ke posisi Rp14.618 dibandingkan sebelumnya Rp14.607 per dolar AS. 

"Dolar AS menguat terhadap hampir semua mata uang dunia, termasuk rupiah," kata ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Senin.

Menurut dia, dolar AS kembali menjadi aset safe haven seiring semakin menguatnya kekhawatiran pasar terhadap prospek perekonomian global tahun depan pasca rilis beberapa data ekonomi Amerika Serikat-China yang melambat.

Ia mengemukakan, data Industrial Production Index China hanya tumbuh 5,4 persen pada November 2018 merupakan yang terendah sejak 2003.

Sementara data dari AS mengenai penjualan ritel mengalami perlambatan pada November 2018 sebesar 4,2 persen (year on year).

Ia menambahkan menjelang rilis data neraca perdagangan Indonesia, rupiah diperkirakan masih akan terbebani sentimen dari defisitnya data neraca perdagangan November 2018.

"Diproyeksikan, pergerakan rupiah bergerak di kisaran Rp14.590-Rp14.650 per dolar AS," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pertumbuhan ekonomi global yang melambat mengurangi permintaan aset mata uang negara-negara Asia. 

"Pelemahan ekonomi dunia telah membuat pelaku pasar cenderung menghindari aset beresiko dan menuju aset yang lebih aman seperti dolar AS.

Baca juga: Kurs rupiah melemah ke posisi Rp14.618
Baca juga: Dolar menguat, poundsterling merosot

 
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018