Penurunan harga minyak mentah juga menjadi sentimen positif bagi rupiah yang melanjutkan tren positifnya
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ini menguat sebesar 62 poin ke posisi Rp14.439 dibandingkan sebelumnya Rp14.501 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Rabu, mengatakan penguatan rupiah hari ini masih terbantu tekanan yang dialami dolar AS menjelang pengumuman kebijakan moneter The Fed dini hari nanti.
"The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga, namun untuk tahun depan pasar memperkirakan suku bunga akan naik hanya dua kali. Itu yang menyebabkan dolar mengalami tekanan," ujarnya.
Selain itu, lanjut Putu, penurunan harga minyak mentah juga menjadi sentimen positif bagi rupiah yang melanjutkan tren positifnya.
"Harga minyak yang turun ke depannya dapat meringankan beban impor, yang bisa membuat neraca perdagangan kembali surplus," katanya.
Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk (Persero) Rully Arya Wisnubroto mengatakan dalam beberapa waktu terakhir nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif stabil.
"Ini memang terutama karena ekspektasi The Fed akan lebih dovish pada hasil FOMC meeting nanti malam," ujarnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.380 dibanding sebelumnya (18/12) di posisi Rp14.523 per dolar AS.
Baca juga: IHSG menguat ke 6.176 poin seiring apresiasi rupiah
Baca juga: Rupiah menguat seiring spekulasi sikap "dovish" the Fed
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Rabu, mengatakan penguatan rupiah hari ini masih terbantu tekanan yang dialami dolar AS menjelang pengumuman kebijakan moneter The Fed dini hari nanti.
"The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga, namun untuk tahun depan pasar memperkirakan suku bunga akan naik hanya dua kali. Itu yang menyebabkan dolar mengalami tekanan," ujarnya.
Selain itu, lanjut Putu, penurunan harga minyak mentah juga menjadi sentimen positif bagi rupiah yang melanjutkan tren positifnya.
"Harga minyak yang turun ke depannya dapat meringankan beban impor, yang bisa membuat neraca perdagangan kembali surplus," katanya.
Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk (Persero) Rully Arya Wisnubroto mengatakan dalam beberapa waktu terakhir nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif stabil.
"Ini memang terutama karena ekspektasi The Fed akan lebih dovish pada hasil FOMC meeting nanti malam," ujarnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.380 dibanding sebelumnya (18/12) di posisi Rp14.523 per dolar AS.
Baca juga: IHSG menguat ke 6.176 poin seiring apresiasi rupiah
Baca juga: Rupiah menguat seiring spekulasi sikap "dovish" the Fed
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.