Solo (ANTARA News) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tidak ingin menanggapi isu pencalonannya sebagai cawapres pada Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2019.

"Saya tidak tahu. Saya belum mau menanggapi hal yang tidak ada di depan mata langsung," katanya pada seminar nasional tentang Perspektif KH Hasyim Asy`ari dan KH Ahmad Dahlan Terhadap Politisasi Agama di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jateng, Sabtu.

Meski tidak mau menanggapi, ia tidak menampik adanya survei terkait isu pencalonannya sebagai cawapres mendampingi Presiden Joko Widodo pada pilpres mendatang.

"Memang ada survei, obrolan di warung kopi, dan koran. Tidak layak saya menjawab, sesuatu yang tidak jelas kok mau dijawab. Mengalir dulu saja," katanya.

Terkait dengan kondisi politik di tanah air mendekati pilpres, ia mengatakan agar negara mencari pemimpin yang baik menurut prosedur.

"Yang pasti harus sesuai dengan konstitusi. Nanti pada saatnya juga akan muncul," katanya.

Disinggung mengenai beberapa nama yang muncul pada pilpres mendatang, Mahfud mengatakan sangat mengapresiasinya.

"Tanggapannya sekarang ini baik, orang bisa memunculkan capres. Kalau dulu zaman Pak Harto `nggak` boleh muncul," katanya.

Sementara itu, pada seminar nasional tersebut, Mahfud mengatakan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang baik, baik pemerintah maupun masyarakat harus memegang prinsip-prinsip penting.

"Di antaranya toleransi dan pluralisme. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara Islami, bukan negara Islam tetapi negara Islami," katanya.
Pewarta: 
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2018