Ke depan kartu tani ini juga akan disinergikan dengan aplikasi lain yang dapat mengendalikan perdagangan dan inflasi. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi akan mudah didorong."
Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana menerapkan distribusi pupuk bersubsidi secara tertutup guna mengantisipasi berbagai praktik penyimpangan dan pengoplosan.
"Mendatang, pupuk bersubsidi nanti distribusinya saya pastikan tertutup rapat,"kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa distribusi pupuk bersubsidi di Jateng segera diatur melalui kartu tani yang akan disebarkan ke 22 kabupaten/kota, apalagi uji coba penggunaan kartu tani di Kabupaten Batang berjalan dengan baik.
Ganjar mengungkapkan, jumlah total petani di 22 kabupaten/kota mencapai 1,462 juta jiwa dengan luas lahan sekitar 821,43 ribu hektare.
Dari jumlah petani tersebut, sebagian besar lahan yang dimiliki petani per orangnya hanya kurang dari satu hektare sehingga petani akan dijadikan prioritas utama di dalam penerimaan bantuan pertanian dari pemerintah pusat maupun provinsi.
Petani dengan kepemilikan lahan kurang dari satu hektare menjadi perhatian utama dari Pemprov Jateng, khususnya dalam distribusi pupuk.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu berharap dengan adanya kartu tani, maka bantuan pertanian oleh pemerintah tidak salah sasaran karena di dalamnya sudah terdapat profil petani mulai dari luas lahan, jenis pertanian hingga kuota pupuk yang diterima.
"Ke depan kartu tani ini juga akan disinergikan dengan aplikasi lain yang dapat mengendalikan perdagangan dan inflasi. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi akan mudah didorong," ujarnya.
"Mendatang, pupuk bersubsidi nanti distribusinya saya pastikan tertutup rapat,"kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa distribusi pupuk bersubsidi di Jateng segera diatur melalui kartu tani yang akan disebarkan ke 22 kabupaten/kota, apalagi uji coba penggunaan kartu tani di Kabupaten Batang berjalan dengan baik.
Ganjar mengungkapkan, jumlah total petani di 22 kabupaten/kota mencapai 1,462 juta jiwa dengan luas lahan sekitar 821,43 ribu hektare.
Dari jumlah petani tersebut, sebagian besar lahan yang dimiliki petani per orangnya hanya kurang dari satu hektare sehingga petani akan dijadikan prioritas utama di dalam penerimaan bantuan pertanian dari pemerintah pusat maupun provinsi.
Petani dengan kepemilikan lahan kurang dari satu hektare menjadi perhatian utama dari Pemprov Jateng, khususnya dalam distribusi pupuk.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu berharap dengan adanya kartu tani, maka bantuan pertanian oleh pemerintah tidak salah sasaran karena di dalamnya sudah terdapat profil petani mulai dari luas lahan, jenis pertanian hingga kuota pupuk yang diterima.
"Ke depan kartu tani ini juga akan disinergikan dengan aplikasi lain yang dapat mengendalikan perdagangan dan inflasi. Dengan begitu pertumbuhan ekonomi akan mudah didorong," ujarnya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.