Beijing (ANTARA News) - Untuk pertama kalinya Pemerintah Kota Beijing, China, mengoperasikan kereta bawah tanah atau "subway" nirawak, Sabtu.
Kereta yang beroperasi di jalur baru Yanfang itu mesinnya bisa aktif secara otomatis kemudian melaju, berhenti, dan pintu di masing-masing gerbong juga bisa terbuka dan tertutup sendiri.
Kereta tersebut juga bisa dibersihkan secara otomatis, demikian Beijing News.
Menurut instansi perhubungan setempat, kereta metro otomatis tersebut dirancang lebih aman dari generasi sebelumnya menghemat waktu kerja karena pengoperasiannya lebih efisien.
Menyalakan mesin kereta juga tidak dilakukan secara manual sehingga bisa memangkas interval jadwal keberangkatan hingga dua menit dan lajunya pun bisa menghemat waktu hingga lima menit setiap ritnya yang berjarak 14,4 kilometer itu, demikian laporan China Plus.
Sejumlah kamera terpasang di bagian dalam gerbong dan sepanjang rel yang dapat mengirimkan gambar ke pusat pengendalian yang mengoperasikan kereta tersebut.
Pusat pengendalian memiliki tiga unit cadangan untuk mengatasi keadaan darurat. Kereta tersebut juga dibekali perangkat yang lebih responsif terhadap situasi darurat.
"Kereta nirawak ini bukan berarti nantinya kami akan menganggurkan para masinis. Justru tugas masinis kami bagi, satu sebagai supervisi kereta dan satunya lagi bertugas mengawasi penumpang," kata Wang Wei yang memimpin pengembangan kereta nirawak tersebut.
Kereta yang beroperasi di jalur baru Yanfang itu mesinnya bisa aktif secara otomatis kemudian melaju, berhenti, dan pintu di masing-masing gerbong juga bisa terbuka dan tertutup sendiri.
Kereta tersebut juga bisa dibersihkan secara otomatis, demikian Beijing News.
Menurut instansi perhubungan setempat, kereta metro otomatis tersebut dirancang lebih aman dari generasi sebelumnya menghemat waktu kerja karena pengoperasiannya lebih efisien.
Menyalakan mesin kereta juga tidak dilakukan secara manual sehingga bisa memangkas interval jadwal keberangkatan hingga dua menit dan lajunya pun bisa menghemat waktu hingga lima menit setiap ritnya yang berjarak 14,4 kilometer itu, demikian laporan China Plus.
Sejumlah kamera terpasang di bagian dalam gerbong dan sepanjang rel yang dapat mengirimkan gambar ke pusat pengendalian yang mengoperasikan kereta tersebut.
Pusat pengendalian memiliki tiga unit cadangan untuk mengatasi keadaan darurat. Kereta tersebut juga dibekali perangkat yang lebih responsif terhadap situasi darurat.
"Kereta nirawak ini bukan berarti nantinya kami akan menganggurkan para masinis. Justru tugas masinis kami bagi, satu sebagai supervisi kereta dan satunya lagi bertugas mengawasi penumpang," kata Wang Wei yang memimpin pengembangan kereta nirawak tersebut.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.