... dia tidak melakukan hal yang heboh dianggap tidak top. Nah ini berarti ada ruang yang kosong...
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Sosial, Khofifah Parawansa, mengaku prihatin dengan maraknya geng motor yang saat ini semakin berani melakukan kekerasan secara terbuka. Baru-baru ini di Depok, Jawa Barat, geng motor bernama Jepang, menjarah toko pakaian walau akhirnya polisi bisa menggulung mereka.
Dia khawatir perilaku anak-anak yang tergabung dalam geng motor itu merupakan perilaku imitatif untuk mencari identitas diri. "Ketika dia tidak melakukan hal yang heboh dianggap tidak top. Nachini berarti ada ruang yang kosong," katanya.
Menurut dia, orangtua menjadi faktor utama dan sangat penting. "Oleh karena itu kewaspadaan para orangtua dan guru ini harus betul-betul memantau secara lebih intensif dan memberikan basis nilai lebih kuat agar mereka bisa bermanfaat bagi orang lain," tambah dia.
Sebelumnya geng motor kembali marak di sejumlah daerah bahkan mereka juga menimbulkan keresahan di masyarakat.
Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis, memerintahkan anggota dan jajarannya mewaspadai geng motor yang meresahkan masyarakat.
"Kami gelar patroli skala besar dan kecil guna mengantisipasi aksi itu (geng motor) yang meresahkan," kata Azis, yang berlatar belakang reserse dan lama berkecimpung di bidang penanggulangan jaringan terorisme.
Dia juga mengatakan, kegiatan patroli skala besar dan kecil itu harus dilakukan guna mengantisipasi aksi kejahatan menjelang perayaan malam Tahun Baru 2018.
Polda Metro Jaya, kata dia, juga mengerahkan anggota patroli bersepeda motor untuk mengawasi kelompok motor yang terlibat balapan liar. Balap liar yang bisa membahayakan keselamatan jiwa pengendara dan umum ini juga menjadi ajang judi terselubung di antara pelaku dan jaringannya.
Yang juga mencengangkan, tiga anggota geng motor Jepang itu adalah perempuan remaja dengan "tugas" merekrut anggota baru.
"Saya melihat ini gerakan kekerasan mereka lebih terbuka, lebih berani. Mereka sepertinya menyiapkan senjata tajam itu sendiri seperti yang di Depok itu. Menurut saya memprihatinkan, mereka sudah cukup maju polanya," ujar Parawansa, di Jakarta, Jumat.
"Saya melihat ini gerakan kekerasan mereka lebih terbuka, lebih berani. Mereka sepertinya menyiapkan senjata tajam itu sendiri seperti yang di Depok itu. Menurut saya memprihatinkan, mereka sudah cukup maju polanya," ujar Parawansa, di Jakarta, Jumat.
Dia khawatir perilaku anak-anak yang tergabung dalam geng motor itu merupakan perilaku imitatif untuk mencari identitas diri. "Ketika dia tidak melakukan hal yang heboh dianggap tidak top. Nachini berarti ada ruang yang kosong," katanya.
Menurut dia, orangtua menjadi faktor utama dan sangat penting. "Oleh karena itu kewaspadaan para orangtua dan guru ini harus betul-betul memantau secara lebih intensif dan memberikan basis nilai lebih kuat agar mereka bisa bermanfaat bagi orang lain," tambah dia.
Sebelumnya geng motor kembali marak di sejumlah daerah bahkan mereka juga menimbulkan keresahan di masyarakat.
Kepala Polda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis, memerintahkan anggota dan jajarannya mewaspadai geng motor yang meresahkan masyarakat.
"Kami gelar patroli skala besar dan kecil guna mengantisipasi aksi itu (geng motor) yang meresahkan," kata Azis, yang berlatar belakang reserse dan lama berkecimpung di bidang penanggulangan jaringan terorisme.
Dia juga mengatakan, kegiatan patroli skala besar dan kecil itu harus dilakukan guna mengantisipasi aksi kejahatan menjelang perayaan malam Tahun Baru 2018.
Polda Metro Jaya, kata dia, juga mengerahkan anggota patroli bersepeda motor untuk mengawasi kelompok motor yang terlibat balapan liar. Balap liar yang bisa membahayakan keselamatan jiwa pengendara dan umum ini juga menjadi ajang judi terselubung di antara pelaku dan jaringannya.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.