Kendalikan jemari, ubahlah sikap dengan memperbanyak senyum dan berbagi nikmat. Damaikan hati, tentramkan jiwa, cerdaskan pikiran agar kita memperoleh rahmat-Nya. Bahagiakan sesama, maka kita akan lebih merasa bahagia
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berpesan agar masyarakat dapat terus menjaga pengamalan nilai agama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tahun 2018.
Lukman dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan, sebagai negara majemuk yang kerap diwarnai perbedaan dan perseteruan tetapi nyatanya masyarakat mampu menjunjung nilai-nilai agama dan menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI.
Dia juga berpesan kepada masyarakat agar saling menebarkan kedamaian, salah satunya di dunia media sosial. Medsos belakangan justru dalam beberapa kasus memunculkan permusuhan karena kesalahpahaman informasi lewat penyebaran kabar bohong atau hoax.
Untuk itu, dia mengajak agar masyarakat untuk tidak memposting hal-hal yang sifatnya memecah belah persatuan umat.
"Kendalikan jemari, ubahlah sikap dengan memperbanyak senyum dan berbagi nikmat. Damaikan hati, tentramkan jiwa, cerdaskan pikiran agar kita memperoleh rahmat-Nya. Bahagiakan sesama, maka kita akan lebih merasa bahagia," kata dia.
Menahan diri dari postingan negatif di medsos, kata dia, dapat menjadi salah satu upaya jihad informasi. Dinamika informasi berkembang dengan cepat. Nyaris setiap orang tumbuh menjadi pribadi-pribadi mandiri dalam memproduksi dan berbagi informasi melalui telepon seluler cerdasya masing-masing.
Dari kondisi itu, lanjut dia, ada sebagian orang yang bisa jadi keliru langkah dalam ekspresi. Misalnya, kehilangan nalar untuk menyaring informasi sehingga mudah menelan hoax bahkan turut menyebarkannya tanpa berpikir akibatnya. Di lain hal, ada sebagian dari mereka yang sengaja membuat dan menyebar meme, informasi bohong, fitnah dan sejenisnya tanpa menyadari bahwa itu justru perbuatan dosa yang dilarang agama.
Sambut dengan musahabah
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi mengajak segenap masyarakat untuk melakukan muhasabah (evaluasi) diri dalam memasuki tahun baru dan menjadikan 2018 sebagai tonggak untuk merancang dan menjalani masa depan yang lebih baik, produktif, konstruktif dan kualitatif.
Dia mengatakan perlu bagi umat untuk melakukan perenungan pergantian tahun dengan penuh keimanan, ketakwaan dan keikhlasan serta senantiasa mengharap ridha Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai.
"Seraya berdoa semoga di tahun 2018 kita dapat meningkatkan amal kebajikan agar dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara," kata dia.
Zainut mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan toleransi dan wawasan kebhinnekaan sejati, menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, saling mencintai dan saling menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan.
Hal itu, kata dia, dilakukan dalam rangka memelihara keamanan negara dan kerukunan bangsa khususnya memasuki tahun 2018 sebagai tahun politik.
Lukman dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan, sebagai negara majemuk yang kerap diwarnai perbedaan dan perseteruan tetapi nyatanya masyarakat mampu menjunjung nilai-nilai agama dan menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI.
Dia juga berpesan kepada masyarakat agar saling menebarkan kedamaian, salah satunya di dunia media sosial. Medsos belakangan justru dalam beberapa kasus memunculkan permusuhan karena kesalahpahaman informasi lewat penyebaran kabar bohong atau hoax.
Untuk itu, dia mengajak agar masyarakat untuk tidak memposting hal-hal yang sifatnya memecah belah persatuan umat.
"Kendalikan jemari, ubahlah sikap dengan memperbanyak senyum dan berbagi nikmat. Damaikan hati, tentramkan jiwa, cerdaskan pikiran agar kita memperoleh rahmat-Nya. Bahagiakan sesama, maka kita akan lebih merasa bahagia," kata dia.
Menahan diri dari postingan negatif di medsos, kata dia, dapat menjadi salah satu upaya jihad informasi. Dinamika informasi berkembang dengan cepat. Nyaris setiap orang tumbuh menjadi pribadi-pribadi mandiri dalam memproduksi dan berbagi informasi melalui telepon seluler cerdasya masing-masing.
Dari kondisi itu, lanjut dia, ada sebagian orang yang bisa jadi keliru langkah dalam ekspresi. Misalnya, kehilangan nalar untuk menyaring informasi sehingga mudah menelan hoax bahkan turut menyebarkannya tanpa berpikir akibatnya. Di lain hal, ada sebagian dari mereka yang sengaja membuat dan menyebar meme, informasi bohong, fitnah dan sejenisnya tanpa menyadari bahwa itu justru perbuatan dosa yang dilarang agama.
Sambut dengan musahabah
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi mengajak segenap masyarakat untuk melakukan muhasabah (evaluasi) diri dalam memasuki tahun baru dan menjadikan 2018 sebagai tonggak untuk merancang dan menjalani masa depan yang lebih baik, produktif, konstruktif dan kualitatif.
Dia mengatakan perlu bagi umat untuk melakukan perenungan pergantian tahun dengan penuh keimanan, ketakwaan dan keikhlasan serta senantiasa mengharap ridha Allah SWT dalam suasana hati yang sejuk, tenang dan damai.
"Seraya berdoa semoga di tahun 2018 kita dapat meningkatkan amal kebajikan agar dapat memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara," kata dia.
Zainut mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan toleransi dan wawasan kebhinnekaan sejati, menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati, saling mencintai dan saling menolong dalam semangat persaudaraan kebangsaan.
Hal itu, kata dia, dilakukan dalam rangka memelihara keamanan negara dan kerukunan bangsa khususnya memasuki tahun 2018 sebagai tahun politik.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.