Washington (ANTARA News) - Antena radio darat di bagian barat Australia yang menyerupai meja ruang makan telah mendeteksi bukti mengenai bintang-bintang yang paling awal diketahui yang menerangi bayi semesta yang terselubung kegelapan menyusul pembentukannya saat Dentuman Besar (Big Bang).

Para ilmuwan mengatakan pada Rabu bahwa sinyal-sinyal samar gas hidrogen yang dideteksi instrumen itu mengindikasikan keberadaan bintang-bintang sekitar 180 juta tahun setelah Big Bang 13,8 miliar tahun lalu, ketika alam semesta baru dua persen dari usianya sekarang.

Hidrogen adalah unsur semesta yang paling umum kala itu, seperti juga sekarang. Bintang-bintang awal itu tidak langsung teramati, namun radiasi ultraviolet yang mereka pancarkan mengubah properti gas hidrogen sekitar, menyebabkan hidrogen menyerap gelombang dari sisa cahaya Big Bang dan memungkinkan pendeteksian.
Kosmolog dari Arizona State University Judd Bowman mengatakan pengamatan-pengamatan mengonfirmasi ekspektasi ketika bintang-bintang awal muncul.

Bowman mengatakan bintang-bintang ini berbeda dengan bintang-bintang yang ada sekarang karena mereka terbentuk dari gas primordial murni yang terbentuk setelah Big Bang.

"Gas ini hampir seluruhnya hidrogen dan helium," kata Bowman.

"Sebaliknya, hampir seluruh bintang-bintang yang selanjutnya terbentuk dari gas yang diperkaya dengan unsur-unsur yang lebih berat dalam tabel periodik, seperti karbon dan oksigen. Bintang-bintang pertama diperkirakan sangat masif dan berusia pendek dan berwarna biru."

Temuan-temuan itu tidak mengesampingkan bahwa beberapa bintang mungkin terbentuk lebih awal.

"Kami tidak bisa mengatakan tepatnya kapan bintang-bintang pertama terbentuk, tapi sekarang kami tahu bahwa itu sekitar 180 juta tahun," kata Bowman sebagaimana dikutip Reuters.

Gelombang-gelombang radio mengindikasikan semesta kemungkinan dulu dua kali lebih dingin dari perkiraan sebelumnya: minus 454 derajat  Fahrenheit (minus 270 derajatCelsius).

Astronom radio Alan Rogers dari Massachusetts Institute of Technology Haystack Observatory mengatakan ini bisa dijelaskan oleh interaksi antara gas dan materi gelap.

Materi gelap adalah materi penuh teka-teki yang tidak memancarkan cahaya atau energi dan diperkirakan mencakup seperempat dari gabungan massa dan energi alam semesta, namun belum diamati langsung.

Riset untuk mendeteksi bintang-bintang awal yang didanai oleh U.S. National Science Foundation itu menggunakan instrumen yang disebut radio spectrometer di Murchison Radio-astronomy Observatory di Australia Barat. Hasil risetnya dipublikasikan di jurnal Nature.
 
Pewarta: 
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2018