Denpasar (ANTARA News) - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, dibuka kembali mulai pukul 14.30 WITA karena hasil observasi menyebutkan ruang udara di atasnya sudah tidak tertutupi debu vulkanik Gunung Agung.
"Selama masa pemulihan, bandar udara akan beroperasi 24 jam untuk tujuan normalisasi rotasi penerbangan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di bandara setempat di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Jumat.
Kementerian Perhubungan telah menerbitkan notice to airman atau pemberitahuan kepada seluruh pelaku penerbangan di seluruh dunia terkait pembukaan kembali bandara itu dengan nomor Notam A-2552/18.
Keputusan membuka kembali bandara setelah melalui rapat evaluasi yang dilakukan setiap dua jam sekali mempertimbangkan hasil observasi dari beberapa instansi terkait.
Arie menjelaskan berdasarkan kajian Kantor Meteorologi yang merilis sebaran abu vulkanik dari permukaan hingga ketinggian 16.000 dan 23.000 kaki, tetapi tidak terdapat debu vulkanik di atas wilayah Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.
Sedangkan laporan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin pada 11.50 WITA menyebutkan sebaran abu vulkanik pada ketinggian permukaan hingga ketinggian 16.000 dan 23.000 kaki yang bergerak ke barat mempunyai kecepatan 15 knot, namun tidak menutupi ruang udara Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.
"Hal itu juga dikuatkan semakin mengecilnya kekuatan atau intensitas erupsi Gunung Agung," imbuh Arie.
Sementara itu, lanjut dia, dari citra satelit cuaca Himawari, pergerakan debu vulkanik terdeteksi ke arah barat daya- barat laut dan tidak menutupi ruang udara bandara dan hasil observation aerodrome dalam bentuk paper test menunjukkan nihil adanya debu vulkanik di area bandara.
BMKG, lanjut dia, juga memberikan laporan arah angin pada ketinggian atau level angin 5.000 kaki, berembus dari tenggara, ketinggian 14.000 kaki dari tenggara-selatan, ketinggian 18.000 kaki dari timur laut-tenggara dan ketinggian 24.000 kaki dari timur.
"Sehingga dengan pertimbangan ruang udara bandara sudah tidak terdapat sebaran debu vulkanik dan arah angin cenderung dari arah timur ke barat laut serta dengan mempertimbangkan ploting VAAC Darwin terbaru maka Bandara I Gusti Ngurah Rai dibuka kembali," katanya.
Meski telah dibuka, seluruh calon penumpang tidak langsung bisa berangkat karena harus secara bertahap.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatat hingga pukul 13.00 WITA, jumlah penerbangan baik internasional dan domestik untuk keberangkatan dan kedatangan yang terdampak penutupan bandara mencapai 306 jadwal dengan jumlah keseluruhan penumpang mencapai 19.891 orang.
Baca juga: Bandara Bali siapkan makanan gratis-hiburan musik
Baca juga: Sejumlah penumpang memilih bertahan di Bandara Bali
"Selama masa pemulihan, bandar udara akan beroperasi 24 jam untuk tujuan normalisasi rotasi penerbangan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di bandara setempat di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Jumat.
Kementerian Perhubungan telah menerbitkan notice to airman atau pemberitahuan kepada seluruh pelaku penerbangan di seluruh dunia terkait pembukaan kembali bandara itu dengan nomor Notam A-2552/18.
Keputusan membuka kembali bandara setelah melalui rapat evaluasi yang dilakukan setiap dua jam sekali mempertimbangkan hasil observasi dari beberapa instansi terkait.
Arie menjelaskan berdasarkan kajian Kantor Meteorologi yang merilis sebaran abu vulkanik dari permukaan hingga ketinggian 16.000 dan 23.000 kaki, tetapi tidak terdapat debu vulkanik di atas wilayah Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.
Sedangkan laporan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin pada 11.50 WITA menyebutkan sebaran abu vulkanik pada ketinggian permukaan hingga ketinggian 16.000 dan 23.000 kaki yang bergerak ke barat mempunyai kecepatan 15 knot, namun tidak menutupi ruang udara Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.
"Hal itu juga dikuatkan semakin mengecilnya kekuatan atau intensitas erupsi Gunung Agung," imbuh Arie.
Sementara itu, lanjut dia, dari citra satelit cuaca Himawari, pergerakan debu vulkanik terdeteksi ke arah barat daya- barat laut dan tidak menutupi ruang udara bandara dan hasil observation aerodrome dalam bentuk paper test menunjukkan nihil adanya debu vulkanik di area bandara.
BMKG, lanjut dia, juga memberikan laporan arah angin pada ketinggian atau level angin 5.000 kaki, berembus dari tenggara, ketinggian 14.000 kaki dari tenggara-selatan, ketinggian 18.000 kaki dari timur laut-tenggara dan ketinggian 24.000 kaki dari timur.
"Sehingga dengan pertimbangan ruang udara bandara sudah tidak terdapat sebaran debu vulkanik dan arah angin cenderung dari arah timur ke barat laut serta dengan mempertimbangkan ploting VAAC Darwin terbaru maka Bandara I Gusti Ngurah Rai dibuka kembali," katanya.
Meski telah dibuka, seluruh calon penumpang tidak langsung bisa berangkat karena harus secara bertahap.
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mencatat hingga pukul 13.00 WITA, jumlah penerbangan baik internasional dan domestik untuk keberangkatan dan kedatangan yang terdampak penutupan bandara mencapai 306 jadwal dengan jumlah keseluruhan penumpang mencapai 19.891 orang.
Baca juga: Bandara Bali siapkan makanan gratis-hiburan musik
Baca juga: Sejumlah penumpang memilih bertahan di Bandara Bali
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.