Simalungun, Sumatera Utara (ANTARA News) - Robot Remotely Operated Vehicle (ROV) yang menemukan posisi kapal tenggelam dan sejumlah jasad penumpang masih tersangkut di kedalaman air Danau Toba, Sumatera Utara.
Kapal penumpang yang membawa alat milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu, Jumat, masih "sandar" di tengah perairan jalur Simanindo, Kabupaten Samosir, dan Tiga Ras, di Kabupaten Simalungun.
Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko, mengatakan, tim gabungan Badan SAR Nasional belum mengetahui penyebab ROV itu tidak bisa bergerak naik kembali ke permukaan untuk kemudian diambil dari dalam air.
Kapal penumpang yang membawa alat milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) itu, Jumat, masih "sandar" di tengah perairan jalur Simanindo, Kabupaten Samosir, dan Tiga Ras, di Kabupaten Simalungun.
Wakil Ketua KNKT, Haryo Satmiko, mengatakan, tim gabungan Badan SAR Nasional belum mengetahui penyebab ROV itu tidak bisa bergerak naik kembali ke permukaan untuk kemudian diambil dari dalam air.
Untuk itu, mereka tengah berupaya mendatangkan ROV lain dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Karena ROV itu tidak bisa dioperasikan maka langkah operasi SAR selanjutnya tidak bisa dilakukan, karena upaya menghela pukat terhambat. Penyebabnya, tidak ada wahana bawah air yang bisa dijadikan pemandu kapal penarik pukat ke posisi di mana KM Sinar Bangun terletak.
Satmiko mengatakan, tim akan mengupayakan alat penarik lain yang bisa diarahkan melalui kendali jarak jauh dengan panduan ROV. "Dikendalikan dari darat, ROV menjadi matanya," katanya.
Pewarta: Warsito
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.