Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada karena aktivitas vulkanik gunung api itu dinilai masih tinggi.

"Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan dinyatakan dalam tingkat aktivitas waspada," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida di Yogyakarta, Jumat.

Menurut Hanik, berdasarkan pangamatan kegempaan selama sepekan (22-28 Juni) masih terjadi sejumlah aktivitas gempa di gunung teraktif di Indonesia tersebut. Gempa Low frequency (LF) terekam 1 kali, gempa hembusan (DG) 5 kali, gempa multifase (MP) 12 kali, gempa guguran (RF) 8 kali, dan gempa tektonik (TT) 18 kali.

Ada pun sesuai pengamatan visual, selama sepekan pada pagi dan malam hari Gunung Merapi diselimuti cuaca cerah, semantara pada siang dan sore hari berkabut.

Selain itu, lanjut dia, pada 23 Juni 2018 masih keluar asap berwarna putih, sedang, dengan tekanan gas lemah dengan tinggi maksimum 200 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang.
Dengan status tersebut, kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

"Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di KRB lll mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi," kata Hanik.
Pewarta: 
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2018