"...sekarang sudah lebih dari 60 yang siap melakukan transaksi"
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi melalui Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) sejak Oktober 2017 hingga Juni 2018 telah mencapai Rp11,58 triliun.
"Total transaksi lewat GPN total Rp11,58 triliun," kata Deputi Direktur Departemen Elektronifikasi dan GPN BI Aloysius Donanto dalam bincang media di Jakarta, Senin.
Donanto menambahkan total transaksi GPN tersebut mencakup transaksi yang menggunakan ATM maupun debit domestik selama sembilan bulan pelaksanaan sistem pembayaran non tunai ini.
Ia memastikan nilai transaksi itu makin meningkat di masa mendatang karena masyarakat mulai menyakini adanya manfaat dan kemudahan dari pelaksanaan GPN.
Manfaat itu antara lain efisiensi karena biaya yang murah, keamanan karena adanya perlindungan data nasabah, dan kedaulatan karena mendorong kemandirian sistem pembayaran nasional.
"Sejak berlaku pada Oktober, waktu itu hanya lima bank yang melakukan transaksi, sekarang sudah lebih dari 60 yang siap melakukan transaksi," tambah Donanto
.
Ia juga mengatakan pemanfaatan transaksi interkoneksi kartu debit dapat meningkat, lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata 107,5 persen per bulan, seiring dengan peningkatan jumlah perbankan yang terlibat dalam GPN.
"Seharusnya bisa lebih tinggi, karena apabila ada satu terkendala, maka bisa diambil jaringan sebelah. Sepanjang ada koneksi, maka kendala kedepan bisa diatasi," katanya.
Dengan menggunakan kartu berlogo nasional GPN, maka masyarakat mendapatkan keuntungan seperti penggunaan transaksi di semua mesin EDC, tidak dikenakan biaya oleh merchant dan tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Selain itu, terdapat perlindungan konsumen dengan pengamanan data nasabah dan penurunan biaya pemrosesan transaksi sehingga biaya administrasi dapat lebih murah.
Baca juga: BI: penggunaan GPN menghemat tarif Rp1,8 triliun
Baca juga: Menteri PUPR : GPN hemat infrastruktur pembayaran tol
"Total transaksi lewat GPN total Rp11,58 triliun," kata Deputi Direktur Departemen Elektronifikasi dan GPN BI Aloysius Donanto dalam bincang media di Jakarta, Senin.
Donanto menambahkan total transaksi GPN tersebut mencakup transaksi yang menggunakan ATM maupun debit domestik selama sembilan bulan pelaksanaan sistem pembayaran non tunai ini.
Ia memastikan nilai transaksi itu makin meningkat di masa mendatang karena masyarakat mulai menyakini adanya manfaat dan kemudahan dari pelaksanaan GPN.
Manfaat itu antara lain efisiensi karena biaya yang murah, keamanan karena adanya perlindungan data nasabah, dan kedaulatan karena mendorong kemandirian sistem pembayaran nasional.
"Sejak berlaku pada Oktober, waktu itu hanya lima bank yang melakukan transaksi, sekarang sudah lebih dari 60 yang siap melakukan transaksi," tambah Donanto
.
Ia juga mengatakan pemanfaatan transaksi interkoneksi kartu debit dapat meningkat, lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata 107,5 persen per bulan, seiring dengan peningkatan jumlah perbankan yang terlibat dalam GPN.
"Seharusnya bisa lebih tinggi, karena apabila ada satu terkendala, maka bisa diambil jaringan sebelah. Sepanjang ada koneksi, maka kendala kedepan bisa diatasi," katanya.
Dengan menggunakan kartu berlogo nasional GPN, maka masyarakat mendapatkan keuntungan seperti penggunaan transaksi di semua mesin EDC, tidak dikenakan biaya oleh merchant dan tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Selain itu, terdapat perlindungan konsumen dengan pengamanan data nasabah dan penurunan biaya pemrosesan transaksi sehingga biaya administrasi dapat lebih murah.
Baca juga: BI: penggunaan GPN menghemat tarif Rp1,8 triliun
Baca juga: Menteri PUPR : GPN hemat infrastruktur pembayaran tol
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.