Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat tipis sebesar delapan poin menjadi Rp14.395 dibanding sebelumnya Rp14.403 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah menguat seiring sentimen positif kemungkinan dicabutnya Domestic Market Obligation (DMO) bagi produsen batu bara.
Ekonom Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah menguat seiring sentimen positif kemungkinan dicabutnya Domestic Market Obligation (DMO) bagi produsen batu bara.
"Kebijakan itu untuk mendorong peningkatan ekspor dan peningkatan devisa luar negeri Indonesia," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS juga cenderung melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia. Pertumbuhan ekonomi AS sebesar 4,1 persen di triwulan kedua gagal memberikan sentimen positif bagi dolar AS di tengah kemungkinan normalisasi kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) terhadap stimulus moneternya dalam waktu dekat.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan imbauan pemerintah kepada pengusaha besar untuk mau memulangkan devisanya ke Indonesia diharapkan dapat menjaga fluktuasi rupiah ke depannya.
"Langkah pemerintah itu cukup mendapat respons positif pelaku pasar sehingga rupiah bergerak positif," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (30/7), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.409 dibanding sebelumnya (27/7) di posisi Rp14.483 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat lanjutkan penguatan setelah Bank Indonesia intervensi
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2018
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.