Bogor (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan informasi peringatan diri waspada cuaca hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang terjadi di wilayah Bogor, Jawa Barat, Jumat.
BMKG menyebutkan masih terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat/petir pada pukul 05.30 WIB diprediksi terjadi sampai pukul 07.00 WIB.
Hujan diprediksi meluas sampai Kota Bogor, Ciawi, Cisarua, Babakan Madang, Sukamakmur, Caringin, Cijeruk, Cigombong, Tenjolaya, Ciomas, Caringin Sukaraja, dan sekitarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, meningkatkan kewaspadaan dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana pada musim penghujan mengantisipasi tingkat kerusakan, dan timbulnya korban jiwa.
"Penanggulangan bencana harus menjadi komitmen bersama. Berdasarkan topografi dan kondisi geografis Kabupaten Bogor merupakan daerah rawan bencana di Provinsi Jawa Barat," kata Kepala Seksi Penanggulangan BPBD Kabupaten Bogor, Budi Aksomo.
Menurut Budi, tingkat kerawanan bencana di Kabupaten Bogor berada di peringkat kelima di Jawa Barat. Bencana yang kerap terjadi seperti tanah longsor, banjir dan kebakaran.
"Kondisi ini memerlukan penanganan bencana yang lebih baik dan terintegrasi, terutama upaya untuk mengedukasi masyarakat agar mampu mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi bencana," katanya.
Ia mengatakan, Pemkab Bogor telah menggelar rapat koordinasi penanggulangan bencana.
Rapat koordinasi merupakan salah satu upaya untuk menghimpun berbagai prasaran dan rancangan kinerja, baik dalam rangka menjamin harmonisasi peraturan terkait dengan pelaksanaan tugas serta fungsi penanggulangan bencana.
Selain itu, dalam rangka mengembangkan paradigma penanggulangan bencana dari tanggap darurat menjadi pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
"Paradigma penanggulangan bencana harus bergeser dari reaktif menjadi proaktif, sehingga semua kalangan dituntut untuk mampu melakukan upaya pengurangan resiko bencana dengan didukung oleh semua pihak," katanya.
Menurutnya, upaya penanggulangan bencana sudah harus ditingkatkan, berdasarkan prediksi BMKG yang menyatakan musim hujan sudah mulai tampak terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Bogor.
Terkait kesiap-sediaan peralatan dan personel, lanjut Budi, BPBD Kabupaten Bogor memiliki personel terdiri atas 50 anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) dan 139 anggota Pemadam Kebakaran.
Serta dua unit ambulan, mobil pemadam kebakaran, dan kendaraan patroli.
"Untuk peralatan setiap item kita punya, tetapi jumlahnya belum memadai, seperti mobil lapangan saat ini baru ada tiga, idealnya kita butuh tujuh unit, mengingat luas wilayah Kabupaten Bogor, serta medan di lapangan, dan aksesnya," kata dia.
Peralatan lainnya yang dibutuhkan motor anggota BPBD yang saat ini baru tersedia lima unit, idealnya butuh 20 unit.
Kebutuhan peralatan tersebut karena akses lokasi bencana berada di daerah terpencil yang tidak bisa diakses dengan kendaraan roda empat.
"Kami juga memperkuat komunikasi di wilayah dengan seluruh camat dan lurah dan relawan penanggulangan bencana," ucapnya.
Di sisilain, lanjut dia, masyarakat tetap waspada, kenali lingkungan dan memahami potensi bencana yang akan datang serta kalau hujan lebih dari satu jam sebaiknya berada di ketinggian dan melakukan evakuasi mandiri.
BMKG menyebutkan masih terjadi hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat/petir pada pukul 05.30 WIB diprediksi terjadi sampai pukul 07.00 WIB.
Hujan diprediksi meluas sampai Kota Bogor, Ciawi, Cisarua, Babakan Madang, Sukamakmur, Caringin, Cijeruk, Cigombong, Tenjolaya, Ciomas, Caringin Sukaraja, dan sekitarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, meningkatkan kewaspadaan dalam kesiapsiagaan penanggulangan bencana pada musim penghujan mengantisipasi tingkat kerusakan, dan timbulnya korban jiwa.
"Penanggulangan bencana harus menjadi komitmen bersama. Berdasarkan topografi dan kondisi geografis Kabupaten Bogor merupakan daerah rawan bencana di Provinsi Jawa Barat," kata Kepala Seksi Penanggulangan BPBD Kabupaten Bogor, Budi Aksomo.
Menurut Budi, tingkat kerawanan bencana di Kabupaten Bogor berada di peringkat kelima di Jawa Barat. Bencana yang kerap terjadi seperti tanah longsor, banjir dan kebakaran.
"Kondisi ini memerlukan penanganan bencana yang lebih baik dan terintegrasi, terutama upaya untuk mengedukasi masyarakat agar mampu mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi bencana," katanya.
Ia mengatakan, Pemkab Bogor telah menggelar rapat koordinasi penanggulangan bencana.
Rapat koordinasi merupakan salah satu upaya untuk menghimpun berbagai prasaran dan rancangan kinerja, baik dalam rangka menjamin harmonisasi peraturan terkait dengan pelaksanaan tugas serta fungsi penanggulangan bencana.
Selain itu, dalam rangka mengembangkan paradigma penanggulangan bencana dari tanggap darurat menjadi pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
"Paradigma penanggulangan bencana harus bergeser dari reaktif menjadi proaktif, sehingga semua kalangan dituntut untuk mampu melakukan upaya pengurangan resiko bencana dengan didukung oleh semua pihak," katanya.
Menurutnya, upaya penanggulangan bencana sudah harus ditingkatkan, berdasarkan prediksi BMKG yang menyatakan musim hujan sudah mulai tampak terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Bogor.
Terkait kesiap-sediaan peralatan dan personel, lanjut Budi, BPBD Kabupaten Bogor memiliki personel terdiri atas 50 anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) dan 139 anggota Pemadam Kebakaran.
Serta dua unit ambulan, mobil pemadam kebakaran, dan kendaraan patroli.
"Untuk peralatan setiap item kita punya, tetapi jumlahnya belum memadai, seperti mobil lapangan saat ini baru ada tiga, idealnya kita butuh tujuh unit, mengingat luas wilayah Kabupaten Bogor, serta medan di lapangan, dan aksesnya," kata dia.
Peralatan lainnya yang dibutuhkan motor anggota BPBD yang saat ini baru tersedia lima unit, idealnya butuh 20 unit.
Kebutuhan peralatan tersebut karena akses lokasi bencana berada di daerah terpencil yang tidak bisa diakses dengan kendaraan roda empat.
"Kami juga memperkuat komunikasi di wilayah dengan seluruh camat dan lurah dan relawan penanggulangan bencana," ucapnya.
Di sisilain, lanjut dia, masyarakat tetap waspada, kenali lingkungan dan memahami potensi bencana yang akan datang serta kalau hujan lebih dari satu jam sebaiknya berada di ketinggian dan melakukan evakuasi mandiri.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.