... kita optimistis. Kita mempunyai berbagai kelebihan...
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Tetap Indonesia Untuk PBB di New York, Dian Triansyah Djani, mengatakan, Indonesia sangat berpeluang menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Jumat, Djani menjelaskan, dalam dua tahun ini pemerintah melancarkan kampanye guna meraih dukungan negara-negara lain untuk mendudukan Indonesia di kursi DK PBB.
"Tentunya kita optimistis. Kita mempunyai berbagai kelebihan. Indonesia adalah negara yang toleran dan memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Kita juga memiliki banyak pengalaman dalam berbagai misi PBB, seperti misi perdamaian sejak 1950-an," jelas diplomat karir Kementerian Luar Negeri ini.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga penggagas berbagai macam pertemuan dan ide-ide terkait pembangunan dan perubahan iklim.
"Baru-baru saja kita menjadi tuan rumah Prepcom Habitat, terkait perumahan, lingkungan dan semacamnya. Kinerja kita cukup dihargai. Insya Allah dengan dukungan dan doa semua masyarakat Indonesia kita akan mendapatkan kursi kembali di DK PBB," kata dia.
Menurut dia, ada beberapa negara yang telah menyampaikan dukungan tersebut. "Tentunya akan kita tindak lanjuti agar dukungan ini menjadi dukungan tertulis," ujar dia.
Dia menambahkan pemilihan anggota DK PBB akan dilakukan pada Juni 2018.
"Jadi proses ini masih panjang, dan 193 negara anggota PBB yang harus kita dekati untuk memberikan dukungan bagi keanggotaan kita di PBB," kata dia.
Dia berharap upaya Indonesia menjadi anggota DK PBB juga mendapatkan dukungan nasional.
"Kita mengampanyekan Indonesia sebagai true partner for peace and security. Artinya kita adalah mitra yang selalu dapat memberikan sumbangan pada kerja sama di PBB dalam menciptakan perdamaian dan keamanan," ujar Djani..
Kampanye tersebut diharapkan dapat dilakukan oleh, tidak saja Kementerian Luar Negeri, tapi juga berbagai lembaga yang bisa memberikan citra positif Indonesia seperti Kementerian Pariwisata.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Jumat, Djani menjelaskan, dalam dua tahun ini pemerintah melancarkan kampanye guna meraih dukungan negara-negara lain untuk mendudukan Indonesia di kursi DK PBB.
"Tentunya kita optimistis. Kita mempunyai berbagai kelebihan. Indonesia adalah negara yang toleran dan memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Kita juga memiliki banyak pengalaman dalam berbagai misi PBB, seperti misi perdamaian sejak 1950-an," jelas diplomat karir Kementerian Luar Negeri ini.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga penggagas berbagai macam pertemuan dan ide-ide terkait pembangunan dan perubahan iklim.
"Baru-baru saja kita menjadi tuan rumah Prepcom Habitat, terkait perumahan, lingkungan dan semacamnya. Kinerja kita cukup dihargai. Insya Allah dengan dukungan dan doa semua masyarakat Indonesia kita akan mendapatkan kursi kembali di DK PBB," kata dia.
Menurut dia, ada beberapa negara yang telah menyampaikan dukungan tersebut. "Tentunya akan kita tindak lanjuti agar dukungan ini menjadi dukungan tertulis," ujar dia.
Dia menambahkan pemilihan anggota DK PBB akan dilakukan pada Juni 2018.
"Jadi proses ini masih panjang, dan 193 negara anggota PBB yang harus kita dekati untuk memberikan dukungan bagi keanggotaan kita di PBB," kata dia.
Dia berharap upaya Indonesia menjadi anggota DK PBB juga mendapatkan dukungan nasional.
"Kita mengampanyekan Indonesia sebagai true partner for peace and security. Artinya kita adalah mitra yang selalu dapat memberikan sumbangan pada kerja sama di PBB dalam menciptakan perdamaian dan keamanan," ujar Djani..
Kampanye tersebut diharapkan dapat dilakukan oleh, tidak saja Kementerian Luar Negeri, tapi juga berbagai lembaga yang bisa memberikan citra positif Indonesia seperti Kementerian Pariwisata.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.