Jakarta (ANTARA News) - Indonesia mengharapkan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa yang akan terpilih nanti dapat bekerja secara lebih efisien dan membumi dalam menjalankan perannya dalam menghadapi tantangan global.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, Wakil Tetap RI Untuk PBB di New York, Dian Triansyah Djani, mengatakan Dewan Keamanan (DK) PBB telah lima kali mengadakan straw poll atau pemilihan informal yang melibatkan 15 anggota DK.
"Calonnya sampai saat ini masih terus bergulir. Proses pencalonan masih akan terus dilaksanakan, Insya Allah bisa selesai Oktober atau November tahun ini, karena diharapkan sudah ada Sekjen yang baru pada Januari 2017," jelas Dubes Dian, yang dipilih untuk mewawancarai para calon Sekjen PBB secara langsung.
Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Dubes Indonesia kepada para kandidat Sekjen PBB adalah langkah yang akan dilakukan dalam menjalankan PBB terutama menghadapi tantangan global, baik dari segi manajemen maupun kesekretariatan.
"Saya juga bertanya kepada para calon apa sumbangan yang dapat diberikan kepada wilayah Asia Pasifik, yang kadang-kadang terlupakan, dan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk merestrukturisasi PBB dari dalam," tambahnya.
Menurut Dubes Dian, Indonesia mendukung siapa pun yang menjadi Sekjen PBB karena dapat bekerja sama dengan siapa pun.
"Kita negara yang besar, yang memiliki kemampuan dan kekuatan diplomasi yang kuat untuk mempengaruhi jalannya PBB," jelas Dubes.
Dia menjelaskan pemilihan Sekjen PBB kali ini lebih transparan dari pada sebelumnya di mana Sidang Majelis Umum PBB melakukan dengar pendapat terbuka dengan masing-masing kandidat Sekjen.
Setelah itu juga ada "town hall meeting" yakni pertemuan umum dan informal serta terbuka untuk komunitas, yang disiarkan ke seluruh dunia, di mana Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat dapat mengajukan pertanyaan kepada para kandidat Sekjen.
Sejauh ini, mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres pada Senin (26/9) memimpin perolehan nilai dalam jajak pendapat rahasia sebagai calon terkuat untuk menjabat Sekretaris Jenderal PBB menggantikan Ban Ki-moon.
Guterres unggul empat angka dibandingkan saingan terdekatnya, Vuk Jeremic, yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri Serbia dan mantan Presiden Majelis Umum PBB.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, Wakil Tetap RI Untuk PBB di New York, Dian Triansyah Djani, mengatakan Dewan Keamanan (DK) PBB telah lima kali mengadakan straw poll atau pemilihan informal yang melibatkan 15 anggota DK.
"Calonnya sampai saat ini masih terus bergulir. Proses pencalonan masih akan terus dilaksanakan, Insya Allah bisa selesai Oktober atau November tahun ini, karena diharapkan sudah ada Sekjen yang baru pada Januari 2017," jelas Dubes Dian, yang dipilih untuk mewawancarai para calon Sekjen PBB secara langsung.
Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Dubes Indonesia kepada para kandidat Sekjen PBB adalah langkah yang akan dilakukan dalam menjalankan PBB terutama menghadapi tantangan global, baik dari segi manajemen maupun kesekretariatan.
"Saya juga bertanya kepada para calon apa sumbangan yang dapat diberikan kepada wilayah Asia Pasifik, yang kadang-kadang terlupakan, dan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk merestrukturisasi PBB dari dalam," tambahnya.
Menurut Dubes Dian, Indonesia mendukung siapa pun yang menjadi Sekjen PBB karena dapat bekerja sama dengan siapa pun.
"Kita negara yang besar, yang memiliki kemampuan dan kekuatan diplomasi yang kuat untuk mempengaruhi jalannya PBB," jelas Dubes.
Dia menjelaskan pemilihan Sekjen PBB kali ini lebih transparan dari pada sebelumnya di mana Sidang Majelis Umum PBB melakukan dengar pendapat terbuka dengan masing-masing kandidat Sekjen.
Setelah itu juga ada "town hall meeting" yakni pertemuan umum dan informal serta terbuka untuk komunitas, yang disiarkan ke seluruh dunia, di mana Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat dapat mengajukan pertanyaan kepada para kandidat Sekjen.
Sejauh ini, mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Guterres pada Senin (26/9) memimpin perolehan nilai dalam jajak pendapat rahasia sebagai calon terkuat untuk menjabat Sekretaris Jenderal PBB menggantikan Ban Ki-moon.
Guterres unggul empat angka dibandingkan saingan terdekatnya, Vuk Jeremic, yang merupakan mantan Menteri Luar Negeri Serbia dan mantan Presiden Majelis Umum PBB.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.